Kenapa Celah Keamanan Disebut Bug atau “Kutu”? Ini Penjelasannya

Ilustrasi error bug komputer.-Foto ;ist-
HARIANOKUSELATAN.ID – Dalam dunia komputer dan teknologi informasi, istilah bug telah lama digunakan untuk merujuk pada kesalahan atau gangguan pada sistem, termasuk celah keamanan. Meski terdengar sederhana, istilah ini memiliki latar belakang historis yang menarik dan relevansi teknis yang signifikan hingga saat ini.
Asal Usul Istilah "Bug"
Penggunaan kata bug dalam konteks teknologi berakar dari sejarah komputer pada tahun 1947. Kala itu, sekelompok insinyur yang bekerja dengan komputer Mark II di Universitas Harvard menemukan gangguan pada salah satu relai mesin. Setelah ditelusuri, sumber masalahnya adalah seekor ngengat yang terjebak dalam sistem, menghambat aliran listrik.
BACA JUGA:Konflik Iran-Israel, 78 WNI Telah Dievakuasi ke Tanah Air
BACA JUGA:Mitos Tulang Wangi di Malam Satu Suro
Insiden ini kemudian didokumentasikan sebagai “The first actual case of bug being found,” yang berarti “kasus nyata pertama dari ditemukannya bug.” Dari sinilah istilah bug mulai digunakan untuk menjelaskan kesalahan teknis dalam sistem.
Evolusi Makna Bug
Seiring perkembangan teknologi, istilah bug tidak lagi merujuk pada gangguan fisik akibat benda asing. Istilah ini kini digunakan untuk menggambarkan semua bentuk cacat atau kesalahan dalam perangkat lunak, baik dalam bentuk kesalahan penulisan kode, logika program, hingga desain sistem.
BACA JUGA:Android 16 vs Android 15: Ini Perbedaan Fitur, Keamanan, dan Performa
BACA JUGA:Nurul Pastikan DPR Perkuat Diplomasi Antarparlemen Dunia
Bug sebagai Celah Keamanan
Dalam konteks keamanan siber, bug merujuk pada kelemahan atau kesalahan dalam sistem yang dapat dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Celah seperti ini sering kali menjadi pintu masuk bagi serangan siber, yang bisa berdampak serius terhadap keamanan data dan stabilitas sistem.
Beberapa bentuk bug keamanan antara lain:
Autentikasi: Sistem gagal memverifikasi identitas pengguna secara akurat.
Otorisasi: Pengguna mendapatkan akses ke area yang seharusnya terbatas.
Kerahasiaan data: Informasi pribadi atau sensitif dapat bocor ke pihak lain.
Integritas sistem: Data dapat dimodifikasi secara ilegal tanpa terdeteksi.
Salah satu contoh nyata adalah privilege escalation, yaitu ketika bug memungkinkan pengguna biasa mendapatkan hak admin.