Ingin Dapat Ikan Banyak dan Alam Tetap Terjaga, Dinas Peternakan OKUS Kasih Masukan ke Nelayan

Dinas Peternakan dan Perikanan menghimbau warga nelayan untuk tidak menangkap ikan di Danau Ranau dengan cara-cara yang merusak.- Foto: Hamdal Hadi/Harian OKU Selatan.-

MUARADUA, HARIANOKUSELATAN.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Selatan melalui Dinas Peternakan dan Perikanan menghimbau warga nelayan untuk tidak menangkap ikan di Danau Ranau dengan cara-cara yang merusak, seperti menggunakan bom ikan atau bahan kimia berbahaya.

Cara-cara tersebut dapat merusak ekosistem danau dan mengancam kelestarian sumber daya ikan yang ada dikawasan Danau Ranau.

BACA JUGA:Naik Drastis! Harga Pisang Ambon di OKU Selatan Tembus Rp2.800/Kg

BACA JUGA:Pemkab OKU Selatan Persiapkan Peringatan Hari Pancasila 1 Juni 2025, OPD Dapat ‘Instruksi Khusus’

Hal itu, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan OKU Selatan Parida Ariani, SE., MM. Senin, 26 Mei 2025.

Dikatakannya, dampak penangkapan Ikan dengan Cara Merusak seperti seterum, boom ikan dan lainnya akan merusak ekosistem danau, mengancam kelestarian sumber daya ikan dan bahkan berpotensi membahayakan kesehatan manusia.

BACA JUGA:Puskesmas Muaradua Ungkap Cara Cegah Kanker Serviks Tanpa Biaya Mahal

BACA JUGA:OKU Selatan Siapkan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

"Alternatif Penangkapan Ikan yang bertanggung jawab, seperti alat yang telah disalurkan ke kelompok nelayan waktu itu misalnya jaringan," jelasnya.

Dengan menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan, mengikuti aturan dan regulasi penangkapan ikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam," jelasnya.

BACA JUGA:Bupati OKU Selatan Terima Penghargaan Nasional atas Komitmen Pelestarian Bahasa Daerah

BACA JUGA:Garena Free Fire: Game Battle Royale Paling Populer

Karena, dengan melayan tetap menjaga ekosistem Danau akan terus memberikan manfaat bagi para nelayan itu sendiri," tandasnya. (Dal)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan