PALEMBANG, HARIANOKUSELATAN.ID - Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi, S.H., M.S.E, memastikan ketersediaan stok pangan di wilayahnya dalam kondisi aman. Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar di ruang rapat Bina Praja Pemprov Sumsel pada Jumat, 29 November 2024.
Rakor tersebut dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan berbagai stakeholder terkait. Dalam rapat, Elen Setiadi menekankan pentingnya mitigasi kebutuhan pangan jangka panjang untuk mengantisipasi potensi inflasi, khususnya pada komoditas penting seperti beras, minyak goreng, ayam, dan telur.
Pantauan Harga Pangan
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Sumsel, harga beras medium menunjukkan kenaikan. Harga beras premium saat ini mencapai Rp14.149 per kilogram, mendekati harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.900 per kilogram. Lonjakan harga ini menjadi perhatian pemerintah agar tidak berdampak pada daya beli masyarakat.
Untuk mengatasi potensi kenaikan harga, Pemprov Sumsel akan mengadakan pasar murah pada 4 Desember 2024. Program ini bertujuan menyediakan kebutuhan pangan dengan harga terjangkau, terutama untuk komoditas seperti minyak goreng yang rawan mengalami kelangkaan.
“Antisipasi kelangkaan minyak goreng menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, gerakan pasar murah akan memudahkan masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga stabil,” ujar Elen Setiadi.
BACA JUGA:Modus Penipuan Mobil Murah di Facebook, Warga Banyuasin Kehilangan Rp102 Juta
BACA JUGA:Polisi dan TNI Amankan Pleno PPK di OKU Selatan
Sektor Energi dan Kesiapan Nataru
Selain ketersediaan pangan, Pemprov Sumsel juga memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik dalam keadaan aman menjelang Nataru. Hal ini diharapkan dapat menjaga kelancaran distribusi barang dan pelayanan masyarakat selama periode tersebut.
Di sisi lain, Elen juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana akibat musim penghujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumsel memprediksi puncak curah hujan akan berlangsung dari November hingga Januari 2025, yang berpotensi menyebabkan banjir di wilayah rawan.
Mitigasi seperti pembersihan drainase dan penyediaan pompa air menjadi langkah yang diutamakan untuk menghindari genangan air yang dapat merusak infrastruktur dan mengganggu aktivitas masyarakat.
BACA JUGA:Tenteng Celurit dan Cangkul, Remaja Palembang Nyaris Tawuran
BACA JUGA:Begal Ancam Pelajar di Mesuji Raya dengan Parang, Motor Honda Beat Raib
Inflasi Terkendali di Sumsel
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, melaporkan bahwa hingga Oktober 2024, inflasi year on year (YoY) di Sumsel tercatat sebesar 1,09%, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,71%. Sementara itu, inflasi year to date (YTD) di Sumsel hanya sebesar 0,12%, jauh di bawah angka nasional sebesar 0,82%.
“Upaya pengendalian inflasi di Sumsel sudah berjalan dengan baik. Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga pangan dan daya beli masyarakat,” kata Wahyu.
Langkah-langkah konkret seperti pasar murah dan pengawasan harga komoditas diharapkan mampu mengendalikan potensi inflasi serta menjaga kesejahteraan masyarakat di akhir tahun.