Harianokuselatan.bacakoran.co, Akhir-akhir ini, perhatian masyarakat tertuju pada imbauan untuk tidak memberikan teh kepada balita. Pertanyaan pun muncul: seberapa aman sebenarnya konsumsi teh bagi anak-anak di bawah usia lima tahun?
Minum teh adalah tradisi yang telah mendarah daging di berbagai budaya, termasuk Indonesia. Teh dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun, ada pendapat yang menyarankan agar balita sebaiknya tidak mengonsumsinya. Mari kita telusuri lebih dalam. Teh dan Kandungan Taninnya Media sosial dipenuhi dengan informasi dari para ahli yang menyebutkan bahwa teh dapat memicu anemia pada anak. Hal ini dikarenakan teh mengandung tanin, yang dapat menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh. Menurut Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, konsumsi teh tidak dianjurkan untuk anak-anak setiap hari. Tanin dan fitat dalam teh dapat mengikat zat besi dari makanan yang mereka konsumsi, yang dapat menyebabkan anemia—kondisi di mana tubuh kekurangan hemoglobin untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi sangat penting untuk pertumbuhan anak, meningkatkan imunitas, serta mendukung perkembangan otak dan konsentrasi. Pada masa pertumbuhan, kebutuhan zat besi balita meningkat, dan risiko anemia pun menjadi lebih besar. Kebiasaan minum teh dapat menurunkan kadar zat besi dan hemoglobin, sehingga mengganggu tumbuh kembang anak. Angka Kecemasan: Prevalensi Anemia di Indonesia Menurut penelitian dalam Jurnal Amerta Nutrition pada 2022, prevalensi anemia pada balita di Indonesia mencapai 36,8%. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi, yang menjadi perhatian serius bagi orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan pola makan yang seimbang, kaya akan sumber zat besi. BACA JUGA:Sakit Kepala hingga Mata: Kenali Penyebab dan Solusinya BACA JUGA:Makan Cepat vs. Makan Perlahan: Pilih yang Mana untuk Kesehatan Anda? Bolehkah Balita Minum Teh? Meskipun tidak ada larangan mutlak, sebaiknya orang tua membatasi konsumsi teh pada balita. Teh masih bisa diberikan dengan catatan: sebaiknya tidak bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi. Jika ingin memberikan teh, lakukan setidaknya 1-2 jam setelah anak makan. Pilihlah teh dengan kandungan tanin yang lebih sedikit untuk meminimalisir risiko. Dengan membatasi asupan teh, orang tua dapat mengurangi kemungkinan terjadinya anemia pada balita dan mendukung tumbuh kembang yang optimal. Meskipun teh memiliki manfaat kesehatan, kebiasaan minum teh sebaiknya tidak diterapkan pada balita. Memastikan asupan zat besi yang cukup akan lebih baik bagi kesehatan anak. Dengan pengetahuan ini, diharapkan orang tua dapat membuat keputusan yang tepat demi masa depan kesehatan anak-anak mereka.( Win)
Kategori :