PALEMBANG - Balai Pengelola Kereta Api Ringan (LRT) Sumatera Selatan mengumumkan bahwa LRT akan beroperasi hingga pukul 01.00 WIB pada tanggal 1 Januari 2025 mendatang. Keputusan ini diambil untuk memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat yang ingin merayakan malam pergantian tahun tanpa harus mengalami kemacetan. Pengoperasian khusus malam tahun baru ini berlaku untuk rute dari Bandara SMB II hingga Stasiun DJKA di Jakabaring.
Kepala Balai Pengelola LRT Sumsel, Rode Paulus GP SSiT MT, mengungkapkan keputusan tersebut setelah melihat hasil positif dari pengoperasian LRT pada malam tahun baru sebelumnya. Pada tahun 2022-2023, jumlah penumpang mencapai lebih dari 20 ribu orang, dan pengoperasian dilakukan hingga pukul 00.30 WIB. Rode menyatakan bahwa intensitas penumpang pada malam tahun baru cukup tinggi, terutama dengan adanya penutupan Jembatan Ampera.
"Melihat intensitas penumpang malam tahun baru cukup tinggi, bahkan dari catatan pada malam tahun 2022-2023 mencatatkan angka 20 ribuan lebih. Ini berarti keinginan masyarakat yang naik LRT cukup tinggi," ungkap Rode Paulus dalam ngobrol bersama media dan komunitas di The Whyndham Hotel pada Rabu (6/12).
Selain itu, Rode juga melaporkan bahwa hingga November 2023, jumlah penumpang LRT mencapai 3,7 juta orang. Dengan rata-rata 11 ribu penumpang per hari, target 4 juta penumpang hingga akhir Desember 2023 diyakini dapat tercapai. Untuk tahun 2024, pihaknya menargetkan pertumbuhan penumpang sekitar 6-7 persen.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan, Rode menyebutkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memanfaatkan fasilitas di Stasiun dan tiang-tiang pancang LRT. Terkait dengan area penyangga, tiga kawasan seperti Asrama Haji, RS Siti Fatimah, dan dekat Stasiun OPI Mall akan disiapkan. Selain itu, upaya optimalisasi peran feeder juga akan dilakukan untuk menjangkau kawasan pemukiman.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Palembang, Agus Supriono, menyambut baik keputusan tersebut sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan yang mungkin terjadi akibat penutupan Jembatan Ampera pada malam tahun baru. Dia mengingatkan perlunya penanganan terhadap angkutan feeder atau bus untuk mendukung keberhasilan operasional LRT.
Direktur Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, M Rizal Wasal, menilai pertumbuhan angkutan LRT di Palembang sebagai yang terbaik untuk kondisi saat ini. Dengan terus meningkatnya jumlah penumpang per harinya, ia meyakini bahwa LRT akan menjadi tulang punggung angkutan umum di Kota Palembang.
"Kita sangat antusiasi dengan Ngobras ini, sehingga bisa memberikan masukan dan kritik membangun untuk peningkatan kualitas pelayanan dari angkutan umum di tanah air terutama LRT," ungkap M Rizal Wasal. (seg)