MUARADUA, HARIANOKUSELATAN.ID - Dalam beberapa hari terakhir, warga Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, menghadapi masalah serius terkait kelangkaan dan kenaikan harga Gas Elpiji ukuran 3 kg.
Situasi ini telah menimbulkan ke resahan di kalangan masyarakat yang bergantung pada gas tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk memasak.
Warga setempat, AN, menyatakan kesulitan yang dialaminya dalam mencari gas Elpiji. "Harga mahal, mencari barang juga agak susah dalam dua hari belakangan ini. Sudah berapa warung saya datangi, tidak ada semua," kata AN.
Menurut AN, situasi ini tentu menyulitkan warga karena Gas Elpiji sudah menjadi kebutuhan rumah tangga yang tidak bisa ditunda-tunda.
Situasi serupa juga dirasakan oleh IM, seorang pengecer di Kecamatan Muaradua. IM mengaku bahwa dalam beberapa hari terakhir, ia mengalami kesulitan mendapatkan pasokan gas Elpiji ukuran 3 kg.
"Mungkin akan mengalami kenaikan harga lagi, karena biasanya kalau sudah sulit mendapatkan barang akan mengalami kenaikan harga," katanya.
BACA JUGA:Kasus Korupsi SPH Izin Perkebunan Musi Rawas, Kades Mulyo Harjo Kembali Diperiksa
BACA JUGA:Truk Bermuatan Ratusan Tabung Gas Elpiji Terbakar di Jalintim Palembang-Betung
IM menjelaskan bahwa dia tidak mengetahui secara pasti apa penyebab dari kelangkaan ini, karena ia sendiri tidak mendapat informasi yang jelas dari agen.
Pengecer seperti IM juga mengaku telah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan warga, namun mereka juga terbatasi oleh pasokan yang tidak menentu.
"Kami sudah berusaha mencari ke berbagai agen, tapi pasokan memang terbatas. Kami berharap pemerintah atau pihak terkait bisa segera mengatasi masalah ini," ujar IM.
Beberapa pengecer lainnya juga mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai kelangkaan ini. Mereka menyebutkan bahwa pasokan yang tidak stabil membuat mereka kesulitan untuk memenuhi permintaan warga.
"Kami sering kali kehabisan stok, dan ketika ada barang, harganya sudah naik," kata seorang pengecer lain yang enggan disebutkan namanya.
BACA JUGA:Nico Williams Yakin Spanyol Raih Piala Dunia 2026
BACA JUGA:Trio Bek Indonesia Siap Kawal Pertahanan Indonesia di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia
Kelangkaan gas Elpiji ukuran 3 kg ini tentu juga bukanlah hal sepele. Bagi sebagian besar warga di Kecamatan Muaradua, gas Elpiji adalah kebutuhan pokok.
Tanpa gas, aktivitas memasak menjadi terganggu, yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
Kenaikan harga yang mencapai Rp 22.000 per tabung atau lebih juga tentu memberikan beban tambahan bagi warga, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
Salah satu warga, RS, mengeluhkan bahwa harga yang terus naik ini sangat membebani anggaran rumah tangga.
" Sekarang harga gas LPG sudah lebih dari Rp 22.000. Untuk kami yang penghasilan pas-pasan ini tentu hal itu sangat memberatkan," ujarnya.
BACA JUGA:Gareth Southgate Mengundurkan Diri Sebagai Manajer Timnas Inggris
BACA JUGA:Hasil Operasi Senpi Musi 2024, Polisi Sita 16 Pucuk Senjata Api
Menurut RS, kenaikan harga ini memaksa keluarganya untuk lebih berhemat dan mengurangi pembelian kebutuhan lainnya.
Untuk itu dirinya berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga gas Elpiji ini.
Masyarakat, terangnya menginginkan adanya langkah konkret dari pemerintah untuk menstabilkan pasokan dan harga gas. "Kami berharap ada tindakan cepat dari pemerintah. Jangan sampai kelangkaan ini berlarut-larut," kata AN.
Beberapa warga juga me minta agar pemerintah melakukan pengawasan lebih ketat terhadap distribusi gas Elpiji.
Mereka menilai, jika distribusi bisa diawasi dengan baik, maka kelangkaan seperti ini bisa dihindari. "Kalau ada pengawasan yang baik, pengecer tidak bisa menaikkan harga seenaknya. Harus ada kontrol," ujar RS.
BACA JUGA:Senin Malam Pukul 20:40 WIB, Api Bakar Kantor Bupati OKU
BACA JUGA:Antar Sabu Pesanan Polisi, Bandar Sabu Ditangkap Petugas
Pemerintah daerah sendiri , jelasnya, belum memberikan pernyataan resmi terkait kelangkaan ini. Namun, masyarakat berharap bahwa dalam waktu dekat, ada solusi yang dapat mengatasi masalah ini. "Kami butuh kepastian. Jangan sampai kita kesulitan mendapatkan gas terus-menerus," kata AN. (dal)