MUARADUA, HARIAN OKU SELATAN - Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda OKU Selatan, Joni Rafles, AP.,M.Si., memimpin dan membuka secara langsung Sosialisasi Hasil Inventarisasi dan Verifikasi Tim Kajian Kantong Habitat Saka Gunung Raya.
Mewakili Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Ujang Wisnu Barata, S.Hut., M.Sc., Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Sumsel, Sugito, S.Hut, M.Sc., menyampaikan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan upaya pendataan keanekaragaman hayati di SM Gunung Raya.
Mereka telah menyajikan data dan informasi mengenai kawasan konservasi yang masih mempertahankan tingginya nilai keanekaragaman hayati melalui sistem database yang efisien.
"Dengan sosialisasi ini, kami berharap agar data yang telah kami peroleh dapat diketahui oleh semua pihak. Sehingga, kita dapat bersama-sama memiliki persepsi yang sama terkait penanganan, perencanaan, dan pengelolaan keanekaragaman hayati di SM Gunung Raya," ungkapnya.
Selanjutnya, Tim Kajian dari Universitas Sriwijaya yang dipimpin langsung oleh Prof Dr. Arum Setiawan, S.Si., M.Si., menyampaikan hasil kajiannya terkait Inventarisasi dan Verifikasi Tim Kajian Kantong Habitat Saka Gunung Raya.
Dari overlay yang dilakukan, ditemukan bahwa kantong habitat Saka Gunung Raya memiliki keanekaragaman hayati tinggi seluas 9.392,5 Ha (15,73%), sedang seluas 36.122,01 Ha (60,48%), dan rendah seluas 14.209,23 Ha (23,79%).
Dalam paparannya, Tim Kajian menyimpulkan Luas areal dengan keanekaragaman hayati tinggi di kantong Habitat Saka Gunung Raya yang telah diinventarisasikan mencapai 59.724,03 Ha.
Teridentifikasi 60 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 29 famili, dengan dominasi famili Poaceae, Fabaceae, Arecaceae, Euphorbiaceae, Melastomataceae, Moraceae, Rubiaceae, dan Asteraceae. Sementara itu, teridentifikasi 110 jenis satwa, meliputi 28 Jenis Mamalia, 37 Jenis Aves, 9 Jenis Reptilia dan Amphibia, 24 Jenis Insecta (Lepidoptera), 5 Jenis Odonata, dan 7 Jenis Pisces.
Terdapat 18 Spesies fauna yang dilindungi dan 17 Spesies fauna yang berada dalam keadaan kritis (sangat terancam), terancam, rentan, dan mendekati terancam punah.
Asisten I, dalam arahannya, menekankan perlunya masukan dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait, termasuk DLH, KPH Wilayah VII Mekakau Saka, Camat, Kades, dan pihak terkait lainnya.
Dia juga berharap agar data dan informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan perencanaan kawasan konservasi ke depan.
Sosialisasi di Ruang Abdi Praja ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Bapperida, Kadin PUTR, Kadin LH, Kasat Pol PP, Kepala BPBD, Kepala UPTD KPH Wilayah VII Mekakau Saka, Camat Buay Pemaca, Camat Buana Pemaca, Danramil Simpang, Kapolsek Simpang, Kapolsek Buay Pemaca, Kades Sinar Danau, Kades Sumber Ringin, Kades Durian Sembilan, Kades Sidodadi, dan LSM Atlas Muaradua. (end)