BACA JUGA:Strap Crossbody iPhone 17, Aksesori Mahal yang Jadi Buruan di AS
Pasar Kripto Jepang Kian Menggeliat
Jepang dikenal sebagai salah satu pasar kripto paling aktif di Asia, dengan volume transaksi mencapai ¥33,7 triliun (sekitar US$230 miliar) hanya dalam tujuh bulan pertama 2025. Angka tersebut menunjukkan lonjakan minat institusional terhadap aset digital, terutama dari perusahaan investasi dan perbankan besar.
Faktor lain yang menarik bagi investor adalah lingkungan regulasi yang jelas dan proaktif. Meski ketat, sistem pengawasan FSA memberikan rasa aman bagi investor dan perusahaan karena standar kepatuhan yang tinggi terhadap:
Anti-pencucian uang (AML),
Perlindungan investor, dan
Keamanan siber.
Namun, ketatnya regulasi tersebut juga menjadi tantangan besar bagi Laser Digital, karena proses perizinan bisa memakan waktu lama dan memerlukan pembuktian kesiapan teknis serta finansial.
Tantangan Profitabilitas dan Keberlanjutan Bisnis
Meski memiliki potensi besar, ekspansi ini juga menjadi ujian bagi kinerja Laser Digital. Unit bisnis tersebut sempat mencatat kerugian di Eropa pada beberapa kuartal terakhir akibat volatilitas pasar kripto dan tingginya biaya operasional.
Analis menilai, keberhasilan langkah ini akan bergantung pada:
Kemampuan memenuhi persyaratan FSA,
Kesiapan infrastruktur digital dan keamanan siber, dan
Kemampuan menarik minat lembaga besar untuk bergabung dalam ekosistem mereka.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Nomura melalui Laser Digital bisa menjadi pionir integrasi sektor keuangan tradisional dan aset digital di Jepang.
BACA JUGA:OpenAI Siapkan Aplikasi Medsos Mirip TikTok, Fokus ke Video Buatan AI
BACA JUGA:Review Samsung Galaxy Buds Core: TWS Murah Tapi Fitur Lengkap
Transformasi Besar bagi Ekosistem Kripto Asia
Langkah Nomura ini berpotensi menciptakan preseden baru bagi lembaga keuangan besar lainnya di Asia. Dengan dukungan regulasi ketat dan minat investor institusional yang tinggi, Jepang bisa menjadi pusat perdagangan kripto institusional di kawasan ini.