Situasi ini menciptakan paradoks menarik: di saat ekonomi riil Amerika Serikat kehilangan momentum, pasar kripto justru menjadi semakin hidup. Para analis menilai fenomena ini sebagai sinyal bahwa Bitcoin mulai berperan sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian makroekonomi, mirip dengan fungsi emas di era sebelumnya.
BACA JUGA:Review Samsung Galaxy A07 4G: HP Sejutaan yang Ringan, Praktis, dan Tangguh di Kelasnya
BACA JUGA:Xiaomi 15T & 15T Pro Resmi Dijual di Indonesia, Antusiasme Fans Membludak
Dengan kebijakan moneter The Fed yang kemungkinan akan tetap longgar dalam beberapa bulan mendatang, dan meningkatnya permintaan institusional melalui instrumen ETF, Bitcoin diperkirakan bisa menguji level US$130.000 dalam waktu dekat.
Investor kini menanti data inflasi dan tenaga kerja AS berikutnya, yang kemungkinan besar akan menjadi faktor penentu arah kebijakan suku bunga The Fed — sekaligus menentukan apakah reli Bitcoin ini akan berlanjut atau menghadapi konsolidasi.
Jika tekanan ekonomi berlanjut dan sentimen risiko tetap tinggi, pasar kripto bisa menjadi tempat perlindungan baru bagi modal global di tengah ketidakpastian.