JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengambil langkah strategis dalam upaya eliminasi kanker serviks dengan menghadirkan 47 tenaga ahli medis asal Jerman.
Mereka terdiri dari onkolog radiasi, fisikawan medis, dan radiografer senior yang akan fokus melatih tenaga kesehatan lokal dalam penguasaan teknologi radioterapi mutakhir.
Direktur Pelayanan Klinis Kemenkes, dr. Obrin Parulian, menyebut program ini menjadi bagian dari percepatan transfer ilmu dan peningkatan kapasitas rumah sakit rujukan di Indonesia.
“Para ahli ini akan memberikan pelatihan intensif, difasilitasi melalui program Active 2.0. Targetnya, layanan radioterapi dapat hadir di 34 provinsi secara bertahap,” ujar Obrin, Kamis (25/9/2025).
BACA JUGA:Superior, Rider Yamaha Dominasi Lima Kelas di Kejurnas MRS 2025
BACA JUGA:Seleksi Ketat, Patrick Kluivert Prioritaskan Pemain dengan Performa Stabil di Skuad Timnas
Fokus pada Pelatihan Standar Global
Dalam program ini, ahli Jerman akan menjalankan kurikulum pelatihan berbasis teori dan praktik klinis di rumah sakit rujukan utama. Materi pelatihan meliputi:
Brakiterapi presisi tinggi untuk kanker serviks stadium lanjut.
Radioterapi terpandu pencitraan (IGRT) guna meningkatkan akurasi dosis radiasi.
Optimalisasi Linear Accelerator (LINAC) sesuai standar internasional.
Keselamatan pasien dan dosimetri, termasuk manajemen dosis yang lebih akurat.
Teknologi dan protokol yang diperkenalkan merupakan standar global yang diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan radioterapi di Indonesia.
BACA JUGA:Eks Kadis Perkimtan Palembang Agus Rizal Bungkam Saat Dipanggil Kejari
BACA JUGA:Lapas Muaradua Lakukan Rehabilitas Napi Kasus Narkotika
Target Peningkatan Layanan
Program ini menyasar dokter spesialis onkologi radiasi serta tenaga medis pendukung di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas radioterapi.