Massa Blokir Jalinsum Muratara Gegara Tambang Emas Ilegal

Sabtu 14 Jun 2025 - 21:24 WIB
Reporter : Christian Nugroho
Editor : Christian Nugroho

MURATARA, HARIANOKUSELATAN.ID - Aksi massa menutup Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di wilayah Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), berlangsung ricuh pada Jumat pagi, 13 Juni 2025. Protes dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap aktivitas tambang emas ilegal (PETI) yang dituding merusak lingkungan.

Sejak pukul 09.30 WIB, ribuan warga memblokade ruas jalan nasional dengan membakar ban bekas dan membentangkan spanduk tuntutan. Dampaknya, jalur transportasi utama yang menghubungkan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan lumpuh total hingga menjelang siang.

BACA JUGA:DPR RI Tak Tinggal Diam, Aplikator Wajib Punya Dasar Hukum Pungut Uang!

BACA JUGA:Sebar Berita Bohong dan Tanpa Konfirmasi, Dewan Pers Hukum 9 Media di Kepri

Massa Desak Penutupan Tambang dan Penarikan Alat Berat

Dalam aksinya, massa menyampaikan desakan agar pemerintah dan aparat penegak hukum segera menertibkan kegiatan tambang emas ilegal di sekitar aliran Sungai Rawas, termasuk menarik seluruh alat berat dari lokasi yang disebut berada di kawasan hutan lindung.

Tak hanya itu, mereka juga menyuarakan kekecewaan terhadap Bupati Muratara Devi Suhartoni, yang dinilai kurang responsif dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

“Kami tidak butuh janji, kami butuh tindakan nyata. Hentikan PETI sekarang juga!” teriak salah satu orator.

BACA JUGA:Galaxy Tab S11 Ultra Tampil di Geekbench, Pakai Dimensity 9400 Plus dan Android 16

BACA JUGA:Pisah Jalan, Fadia dan Dejan Resmi Dipisah, PBSI Ungkap Alasannya

Bupati Didatangkan, Situasi Memanas

Bupati Muratara Devi Suhartoni akhirnya datang ke lokasi sekitar pukul 10.30 WIB untuk menemui massa. Namun saat menyampaikan penjelasan mengenai upaya yang telah dilakukan pemerintah, seperti pengiriman surat resmi ke Kementerian Lingkungan Hidup, massa justru menyambutnya dengan teriakan dan makian.

Seorang warga yang meneriakkan kalimat "Omong kosong surat tu!" memicu kemarahan Bupati. Situasi pun nyaris tak terkendali ketika Bupati mendatangi langsung warga tersebut.

Aksi saling dorong sempat terjadi, namun berhasil diredam oleh aparat gabungan TNI dan Polri yang berjaga sejak pagi. Setelah ketegangan mereda, Bupati meminta massa membuka kembali jalan dan berdialog secara terbuka.

“Saya datang ke sini karena saya peduli. Biar kalian setuju atau tidak, saya adalah Bupati kalian. Kalau kalian tidak menghargai, untuk apa saya datang ke sini?” tegas Devi Suhartoni dengan nada tinggi.

Kategori :