Perang Dagang Memanas, China Ultimatum Negara Pendukung Tarif AS

Setelah mengatakan tidak akan memperdulikan tarif dagang yang dikenakan padanya, China ancam negara yang bikin kesepakatan dagang dengan Amerika. -Foto: Ist.-
JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID – Ketegangan perdagangan global kembali meningkat setelah China mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara yang menjalin kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Dalam pernyataannya, Beijing menegaskan akan mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang mendukung kebijakan tarif Washington dan dianggap merugikan kepentingan China.
"Kami akan melawan segala bentuk perjanjian dagang yang merugikan China dan siap mengambil langkah balasan secara tegas," demikian pernyataan Kementerian Perdagangan China.
China menuduh AS menyalahgunakan kebijakan tarif dagang untuk menekan mitra dagang secara sepihak, terutama dalam upaya membendung dominasi China di sektor teknologi. Presiden Donald Trump dilaporkan telah menerapkan tarif baru terhadap puluhan negara sejak 2 April, namun tarif tertinggi tetap dikenakan pada China, yakni mencapai 145%.
BACA JUGA:Direktur JAK TV, Terseret Kasus Perintangan Penyidikan Kejagung
BACA JUGA:MTs Negeri 01 OKUS Ikuti Gerakan Tanam 1 Juta Pohon di Halaman Madrasah
Sebagai balasan, Beijing mengenakan tarif sebesar 125% terhadap produk impor asal Amerika. China juga memperingatkan negara-negara lain agar tidak terjebak dalam 'negosiasi tarif timbal balik' yang diajukan AS dengan dalih kesetaraan dagang.
“Amerika telah memaksakan agenda sepihak kepada seluruh mitra dagangnya,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China. “China akan terus memperjuangkan hak dan kepentingan nasionalnya.”
Bo Zhengyuan, mitra di firma konsultan Plenum, menyatakan bahwa banyak negara, khususnya di Asia Tenggara, berpotensi menolak tekanan AS karena bergantung pada China dalam hal investasi, industri, dan konsumsi domestik.
BACA JUGA:Sekda OKU Selatan Terima Audiensi Paparan Dana Hibah Pilkada 2024 Bawaslu
BACA JUGA:Wabup OKU Selatan Terima Audiensi Pengurus Kwarcab Pramuka
Sementara itu, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengungkapkan bahwa hampir 50 negara telah menghubungi pihaknya untuk membahas kemungkinan pengecualian atau penyesuaian tarif.
Indonesia dilaporkan tengah mempertimbangkan peningkatan impor komoditas dan makanan dari AS, sambil mengurangi pesanan dari negara lain. Jepang pun dikabarkan sedang membahas peningkatan impor beras dan kedelai dari Amerika.
Penetapan tarif tinggi ini juga disebut sebagai upaya AS untuk menghambat kemajuan China dalam pengembangan chip semikonduktor canggih, yang dikhawatirkan dapat digunakan untuk keperluan militer.
BACA JUGA:Pembangunan Desa Air Kelian Dimonev, Hasilnya Sesuai Spesifikasi Teknis