Musim Kemarau Indonesia Berpotensi Alami Kekeringan

Musim kemarau Indonesia berpotensi alami kekeringan, waspada. -Foto : Dokumen/Sumeks.co.-

JAKARTA, HARIAN OKU SELATAN - Indonesia telah memasuki musim kemarau di bulan Juni ini. Hal ini membuat beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengupayakan modifikasi cuaca untuk membantu mitigasi kekeringan di musim kemarau.

BMKG berharap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Pertanian (Kementan) dapat memastikan koneksitas jaringan irigasi dari waduk ke kawasan yang terdampak kekeringan benar-benar memadai.

Hal ini penting untuk mendistribusikan air dari waduk ke sawah-sawah dan lahan pertanian di daerah yang mengalami kekeringan.

Dengan demikian, kebutuhan air untuk sektor pertanian dapat terpenuhi dan ketahanan pangan nasional dapat terjaga.

BACA JUGA:Hari Ke 2 Operasi, Tim Gabungan Polda Sumsel Bongkar 75 Lokasi Illegal Refinery

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati merekomendasikan kepada pemerintah daerah di wilayah yang masih mengalami hujan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau untuk segera mengoptimalkan upaya panen air hujan.

Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi air hujan sebagai sumber air alternatif di musim kemarau.

Mengenai pemanenan dapat dilakukan melalui tandon-tandon/ tampungan-tampungan air, embung-embung, kolam-kolam retensi, sumur-sumur resapan, dan lain sebagainya.

Ini seiring dengan upaya mitigasi dampak kejadian ekstrem hidrometeorologi basah yang sedang dilakukan.

"Untuk bidang pertanian, maka pola dan waktu tanam untuk iklim kering pada wilayah terdampak dapat menyesuaikan. Karenanya, BMKG akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Menteri Pertanian dan Gubernur Provinsi terdampak," jelasnya, dikutip berbagai sumber.

Masih dikatakan Dwi, BMKG berharap informasi peringatan dini kesiap-siagaan musim kemarau tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif oleh pemerintah pusat dan daerah.

"Kita mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi kekeringan saat musim kemarau. Oleh karena itu pihaknya menginformasikan langkah-langkah mitigasi dampak kekeringan," terangnya.

BACA JUGA:2 Pria Tertangkap CCTV Curi Sepeda Mahal Viral di Sosial Media

Diungkapkan, maka perlu adanya mitigasi mengenai kekeringan ini. Yakni dengan cara meminimalisir dampak cuaca ekstrem saat peralihan musim adalah mitigasi bencana.

Dimana mitigasi adalah upaya dalam rangka mengurangi risiko yang disebabkan dari bencana, termasuk dalam peralihan musim.

"Jadi langkah-langkah mitigasi potensi dampak kekeringan sangat perlu saat musim kemarau," ucapnya.

Yaitu dengan Melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk pengisian waduk dan membasahi serta menaikkan muka air tanah pada daerah rawan karhuta atau lahan gambut.

Kemudian, juga dengan menyesuaikan pola dan waktu tanam di wilayah terdampak.

Memanen air hujan melalui tandon atau tampungan air, embung, kolam retensi, dan sumur resapan di wilayah yang mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

Adapun mitigasi saat bencana kekeringan tiati dengan membuat sumur pantek atau sumur bor untuk mendapatkan air.

"Termasuk menyediakan air bersih dengan mobil tangki yang sudah disediakan oleh dinas terkait," ujarnya.

Lanjutnya, juga melakukan penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan. Menyediakan pompa air. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan