Pengembang Peringatkan Dominasi Korporasi Ancam Desentralisasi Ethereum
HARIANOKUSELATAN.ID – Seorang pengembang Ethereum memperingatkan meningkatnya pengaruh perusahaan besar yang dinilai dapat mengancam prinsip dasar desentralisasi pada jaringan blockchain terbesar kedua di dunia tersebut.
Peringatan ini kembali memicu diskusi hangat di komunitas kripto global. Meski demikian, hingga kini belum ada tanda-tanda gangguan terhadap stabilitas pasar atau struktur ekosistem Ethereum.
BACA JUGA:Platform Streaming Rumble Luncurkan Fitur Tip Bitcoin, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Diuji Tabrak, Mobil Terbaru Suzuki Seharga Rp 190 Jutaan Raih Bintang 5
Kekhawatiran Lama yang Kembali Mencuat
Dikutip dari laporan CoinMarketCap, kekhawatiran soal potensi “korporatisasi” Ethereum bukanlah hal baru. Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, dalam berbagai kesempatan telah menegaskan pentingnya menjaga netralitas jaringan agar tidak dikuasai segelintir pihak.
“Jika Ethereum menjadi milik sekelompok kepentingan kecil, maka ia kehilangan nilainya sebagai infrastruktur netral,” ujar Buterin dalam pernyataannya terdahulu.
Meski isu ini kembali mencuat, aktivitas di ekosistem Ethereum tetap berjalan normal. Harga ETH relatif stabil, volume perdagangan tidak menunjukkan lonjakan signifikan, dan aktivitas pengembang di GitHub milik Ethereum Foundation juga tidak mengalami perubahan besar.
BACA JUGA:Menanti Peluncuran Moge ‘Murah’ Harley-Davidson Seharga Rp 50 Jutaan
BACA JUGA:Mampukah AI Memahami Emosi Manusia Seperti Seorang Terapis?
Pasar Tetap Stabil, Namun Isu Sentralisasi Diawasi
Sejauh ini, kondisi pasar menunjukkan ketenangan. Data hingga Oktober 2025 memperlihatkan tidak adanya perubahan mencolok pada likuiditas ETH, harga spot, maupun partisipasi komunitas pengembang.
Ethereum Foundation tetap fokus pada pengembangan proyek inti dan solusi Layer-2 seperti Optimism dan Arbitrum. Para analis menilai stabilitas ini mencerminkan kepercayaan komunitas terhadap tata kelola jaringan, meski kekhawatiran soal meningkatnya dominasi korporasi tetap dipantau.
Beberapa pengamat mengingatkan, jika perusahaan besar mulai terlalu aktif dalam pengambilan keputusan jaringan, hal ini bisa berdampak pada model insentif validator dan arah kebijakan protokol di masa depan.
Debat Lama yang Kembali Mengemuka
Diskusi mengenai dominasi korporasi di Ethereum sebenarnya sudah muncul sejak 2018, saat terbentuknya Enterprise Ethereum Alliance (EEA) — wadah kolaborasi antara perusahaan besar dan pengembang blockchain.
Kala itu, komunitas mempertanyakan sejauh mana perusahaan dapat memengaruhi arah pengembangan jaringan yang idealnya bersifat terbuka dan terdesentralisasi.
