JKSN kecam tayangan televisi yang dinilai menyudutkan pesantren
Surabaya - Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) mengecam keras tayangan stasiun televisi nasional Trans7 yang dinilai menyudutkan pesantren karena memuat narasi keliru dan berpotensi menimbulkan fitnah massal.
“Konten itu menggambarkan pesantren secara keliru dan penuh generalisasi negatif. Tuduhan tentang penindasan dan kehidupan primitif jelas tidak berdasar, bahkan menyinggung marwah para kiai dan santri yang telah berkontribusi besar untuk negeri ini,” kata Ketua Umum JKSN, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA., dalam keterangan di Surabaya, Selasa.
Kiai Asep yang juga putra Pahlawan Nasional KH. Abdul Chalim itu menilai pesantren justru merupakan benteng peradaban dan moral bangsa, tempat lahirnya tokoh besar serta ulama pejuang kemerdekaan yang turut membentuk fondasi kebangsaan Indonesia.
"Ayah saya pahlawan nasional, saya sendiri mendapat Bintang Mahaputra. Artinya apa? Para kiai juga punya kontribusi maksimal dalam pembangunan bangsa dan negara," ujar Kiai Asep.
Ia menambahkan saat ini jutaan santri menimba ilmu di pesantren dan menjadi bagian dari generasi penerus bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
“Lebih dari 4 juta santri di seluruh Indonesia menimba ilmu agama, akhlak, dan keterampilan hidup di pesantren. Mereka bukan generasi tertinggal, tapi generasi pembawa peradaban. Jadi sangat keliru jika pesantren digambarkan negatif oleh media nasional sekelas Trans7,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) JKSN, Ghofirin, menyampaikan pihaknya akan mengambil langkah konkret untuk melindungi kehormatan pesantren.