Menkeu Purbaya Gelontorkan Rp 200 Triliun, Ekonom Ingatkan Bom Inflasi Mengintai

Dalam hal ini, Nailul menilai bahwa untuk menghindari pengendapan dana dan kinerja perbankan menjadi semakin memburuk, akan lebih mudah bagi Perbankan untuk menempatkan kucuran dana tersebut ke investasi. -Foto: Ist.-

IKLAN UMROH

JAKARTA - Kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menyalurkan dana Rp200 triliun kepada enam bank anggota Himpunan Bank Negara (Himbara) menarik perhatian banyak pihak. 

Meski dianggap mampu memberi sentimen positif bagi pasar, sejumlah ekonom mengingatkan potensi risiko inflasi yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi.

BACA JUGA:Menkeu Ditanya DPR Soal Utang 1300 Triliun, Konten Kreator: Ibarat Salah Mantan Ditanggung Pacar Baru

BACA JUGA:Debut Manis, Sumsel United FC Raih Kemenangan Perdana

Sentimen Positif di Pasar Saham

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Arjwani, menilai langkah tersebut mampu mendorong optimisme di pasar modal.

Ia menegaskan bahwa keputusan pemerintah memberi dana segar ke bank BUMN sudah terlihat dampaknya terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Jelas dampaknya positif karena menjadi sentimen positif untuk pasar. Pasar saham langsung naik setelah kabar ini dirilis,” ujar Arjun, Jumat (13/9/2025).

Menurutnya, dana besar yang digelontorkan pemerintah akan memperkuat likuiditas perbankan dan memberi harapan pada sektor usaha untuk kembali bergerak.

BACA JUGA:Duel Sengit di Misano, Bezzecchi Tinggalkan Alex Marquez di Sprint Race

BACA JUGA:Setelah Eselon III, Pemprov Sumsel Siapkan Rotasi Pejabat Eselon II

Tantangan Penyaluran Kredit

Meski begitu, Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai langkah ini belum tentu efektif dalam meningkatkan produksi. 

Ia mencontohkan, meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah diturunkan dari 6 persen menjadi 5 persen sejak akhir 2024, pertumbuhan kredit tetap melambat.

“Masalahnya ada di sisi permintaan, bukan penawaran. Jika dana sudah diguyur tetapi sulit disalurkan, uang justru akan mengendap dan membuat kinerja bank menurun,” jelas Nailul saat dihubungi, Sabtu (13/9/2025).

BACA JUGA:Bandara SMB II Tambah Rute Internasional, Batik Air Layani Palembang–Kuala Lumpur

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan