Menkeu Purbaya Gelontorkan Rp 200 Triliun, Ekonom Ingatkan Bom Inflasi Mengintai
Dalam hal ini, Nailul menilai bahwa untuk menghindari pengendapan dana dan kinerja perbankan menjadi semakin memburuk, akan lebih mudah bagi Perbankan untuk menempatkan kucuran dana tersebut ke investasi. -Foto: Ist.-
BACA JUGA:Kapolrestabes Palembang: Bom Molotov Dibuat Pelaku Aksi Belajar Dari Youtube
Risiko Inflasi Mengintai
Nailul mengingatkan, jika dana Rp200 triliun itu lebih banyak disalurkan ke kredit konsumtif ketimbang sektor produktif, maka potensi inflasi sulit dihindari.
“Ketika uang beredar naik sementara produksi masih lemah, permintaan akan melampaui pasokan. Hasilnya harga barang bisa melonjak. Ini yang berbahaya jika kebijakan tidak direncanakan matang,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan perbankan cenderung menempatkan dana tambahan ke sektor investasi untuk menjaga laporan keuangan tetap sehat.
“Jika Loan to Deposit Ratio (LDR) mengecil, kinerja bank akan terlihat buruk. Maka lebih mudah bagi bank menyalurkan dana ini ke instrumen investasi dibanding kredit usaha,” tambahnya.
???? Dengan begitu, meski suntikan dana pemerintah dapat memperbaiki likuiditas perbankan, efektivitasnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tetap dipertanyakan. Risiko inflasi pun menjadi ancaman serius apabila kebijakan ini tidak dikelola dengan hati-hati.
