Survei Google: 87% Developer Game Kini Gunakan Agen AI dalam Produksi

Ilustrasi main game.-foto;ist-

IKLAN UMROH

HARIANOKUSELATAN.ID  – Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) semakin meluas di berbagai industri, tak terkecuali di dunia game. Sebuah survei terbaru yang dilakukan Google Cloud bersama The Harris Poll mengungkap bahwa mayoritas besar pengembang game kini mulai mengandalkan agen AI dalam alur kerja mereka.

Studi ini dilaksanakan pada akhir Juni hingga awal Juli 2025, dengan melibatkan 615 pengembang game dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Norwegia, Finlandia, dan Swedia. Hasil lengkapnya dirilis pada 18 Agustus 2025. Fokus utama penelitian adalah bagaimana AI memengaruhi proses kreatif, pengembangan teknis, hingga arah masa depan industri game global.

BACA JUGA:Roster Lengkap MPL ID Season 16, Onic Boyong Skylar dari RRQ

BACA JUGA:Kadita Dapatkan Skin Starlight Pink di Mobile Legends, Begini Cara Mendapatkannya

Mayoritas Yakin AI Memberi Dampak Positif

Menurut temuan survei, 87% developer game mengaku telah menggunakan agen AI dalam proses kerja sehari-hari. Lebih dari 90% responden bahkan menilai teknologi ini mampu membantu mengatasi berbagai tantangan, sekaligus mendorong inovasi serta menciptakan pengalaman bermain yang lebih imersif bagi para pemain.

Dari sisi teknis, 47% responden menyebut AI mempercepat pengujian game serta menyeimbangkan mekanisme permainan. Sebanyak 45% menyoroti peran AI dalam pelokalan dan penerjemahan konten lintas bahasa, sementara 44% menyatakan AI sangat membantu dalam pembuatan kode dan skrip. Menariknya, 40% responden memandang AI yang berfungsi menyeimbangkan mekanisme gameplay sebagai tren paling menjanjikan ke depan.

Kekhawatiran Seputar Data dan Kepemilikan Konten

Meski penuh optimisme, adopsi AI di industri game juga tidak lepas dari tantangan. Survei mencatat bahwa 63% developer masih menyimpan kekhawatiran mengenai kepemilikan data. Dari angka itu, 35% resah terhadap isu privasi data pemain, 32% mempertanyakan kejelasan lisensi, dan 32% lainnya masih ragu mengenai kepemilikan konten hasil kreasi AI.

Selain itu, hambatan lain yang dihadapi pengembang mencakup kesulitan mengukur keberhasilan implementasi AI (25%) dan biaya integrasi (24%). Walau demikian, mayoritas tetap optimis: 94% responden memperkirakan AI akan mampu memangkas biaya pengembangan game secara keseluruhan di masa depan.

BACA JUGA:Wapres Gibran Buka Festival Pacu Jalur Tradisional 2025

BACA JUGA:DPR Terima Surpres Penunjukan Pemerintah Bahas RUU Haji

Perubahan Struktur Tim Developer

Survei ini juga menemukan bahwa AI tidak hanya memengaruhi produk akhir, tetapi juga mengubah komposisi tim pengembang. Sebanyak 62% responden melaporkan hadirnya peran-peran baru yang secara khusus difokuskan pada pengelolaan dan pengembangan AI. Beberapa studio bahkan mulai merekrut spesialis AI untuk menangani aspek seperti optimisasi aset (44%), pembuatan tutorial otomatis di dalam game (38%), hingga penciptaan strategi bisnis berbasis AI (40%).

Masa Depan AI di Industri Game

Secara keseluruhan, laporan ini menegaskan bahwa adopsi AI generasi baru di industri game sudah sangat meluas, dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari para pengembang. Meski masih ada tantangan terkait etika, privasi, serta kepemilikan intelektual, mayoritas pelaku industri yakin AI akan menjadi tulang punggung dalam menghadirkan pengalaman bermain yang lebih personal, efisien, dan inovatif.

BACA JUGA:WNI di Inggris Maknai Kemerdekaan Dukung Indonesia Emas

BACA JUGA:Sempat Hilang, Beras Premium Mulai Muncul di Ritel

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan