Militer AS Incar Tesla Cybertruck untuk Dijadikan Target Tembakan Rudal
HARIANOKUSELATAN.ID – Militer Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dikabarkan berencana membeli Tesla Cybertruck. Namun, bukan untuk digunakan sebagai kendaraan operasional, melainkan sebagai target uji tembakan rudal dalam latihan militer.
Langkah ini mengindikasikan bagaimana Tesla Cybertruck yang dikenal dengan bodi baja tahan karat ultra kuat dipandang sebagai representasi kendaraan lapis baja yang mungkin digunakan lawan dalam medan tempur modern.
BACA JUGA:Terungkap! Google Pilih
BACA JUGA:Daftar Lengkap Tim Free Fire Indonesia di FFWS SEA 2025 Fall
Informasi tersebut dilaporkan oleh situs The Drive dan Business Insider, berdasarkan dokumen pengadaan yang pertama kali diungkap oleh The War Zone. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa Angkatan Udara AS ingin membeli dua unit Cybertruck untuk keperluan uji coba tembakan langsung rudal di White Sands Missile Range, New Mexico — sebuah fasilitas pengujian senjata militer terbesar di AS.
Spesifikasi dan Persyaratan Cybertruck untuk Pengujian
Dokumen pengadaan juga menyebutkan bahwa Tesla Cybertruck yang dibeli untuk latihan ini hanya perlu dalam kondisi yang dapat ditarik (towable), tidak perlu berfungsi penuh, dan baterainya harus dilepas. Ini karena kendaraan tersebut hanya digunakan sebagai sasaran uji tembak, sehingga fungsi mesin dan kelistrikan tidak menjadi prioritas.
Cybertruck termasuk dalam daftar 33 kendaraan yang akan digunakan untuk pengujian rudal dari berbagai tipe. Penggunaan Cybertruck dianggap penting karena mobil ini menggunakan bahan baja tahan karat ultra keras (ultra-hard 30X cold-rolled stainless steel) yang memberikan daya tahan sangat tinggi terhadap benturan dan tembakan, sehingga dinilai relevan dengan jenis kendaraan lapis baja yang mungkin dipakai oleh musuh di medan perang.
Alasan Khusus Penggunaan Tesla Cybertruck
Dokumen resmi menyatakan bahwa dalam operasi nyata, musuh bisa saja menggunakan kendaraan serupa Tesla Cybertruck yang berlapis baja untuk mobilitas mereka. Oleh karena itu, simulasi latihan dan pengujian senjata perlu mendekati kondisi nyata agar para operator dapat berlatih menghadapi skenario sesungguhnya.
"Di ruang operasi, kemungkinan jenis kendaraan yang digunakan oleh musuh dapat beralih ke Tesla Cybertruck," ujar dokumen itu.
"Pengujian perlu mencerminkan situasi dunia nyata. Tujuan pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan unit agar siap menghadapi operasi nyata dengan mensimulasikan skenario sedekat mungkin dengan kondisi lapangan," tambahnya.
BACA JUGA:Insta360 X5 Edisi Satin White Diluncurkan dengan Misi ke Stratosfer
BACA JUGA:Mohamed Salah Kritik UEFA Soal Penyebab Kematian “Palestinian Pele”
Dukungan untuk Program Senjata Presisi Tinggi SOCOM
Rencana pembelian ini juga merupakan bagian dari program U.S. Special Operations Command's (SOCOM) Stand Off Precision Guided Munitions (SOPGM), yang berfokus pada penggunaan berbagai munisi pandu presisi dari udara untuk operasi khusus.
Senjata yang diuji termasuk varian rudal dan bom seperti AGM-114 Hellfire, AGM-176 Griffin, GBU-69/B Small Glide Munition (SGM), dan GBU-39B/B Laser Small Diameter Bomb (LSDB). Dengan menggunakan Cybertruck sebagai sasaran, militer dapat menilai efektivitas senjata mereka terhadap kendaraan lapis baja modern.