Diterjang Topan Wipha, Hong Kong Rugi Rp4,1 Triliun
Hong Kong: Hong Kong kembali beraktivitas normal pada Senin (21/7/2025) setelah diterjang Topan Wipha akhir pekan lalu. Topan tersebut sempat melumpuhkan kota dan memicu sinyal peringatan topan tertinggi Nomor 10, dilansir dari South China Morning Post.
Bandara Internasional Hong Kong berhasil menyelesaikan sekitar 1.000 penerbangan yang tertunda pada hari itu. Sementara itu, pelaku usaha mulai menghitung dampak ekonomi dari badai yang memicu sinyal No. 10 pertama dalam dua tahun terakhir.
Para ekonom memperkirakan bahwa Hong Kong bisa mengalami kerugian ekonomi hingga HK$2 miliar (Rp4,1 triliun) hanya pada Minggu (20/7/2025). Perkiraan ini didasarkan pada data produk domestik bruto (PDB).
Observatorium Hong Kong memperingatkan bahwa hujan dan badai petir masih akan melanda kota dalam beberapa hari mendatang. Hal tersebut dikarenakan pengaruh pita hujan luar dari Wipha yang kini telah melemah menjadi depresi tropis.
Sinyal topan No. 8 atau lebih tinggi berlaku selama 19 jam, termasuk tujuh jam untuk sinyal No. 10. Sinyal tersebut kemudian diturunkan ke No. 3 pada pukul 19.40 dan diubah menjadi No. 1 pada pukul 03.20.
Seluruh peringatan resmi dicabut pada pukul 05.10 Senin (21/7/2025) pagi. Bandara Hong Kong menghadapi tantangan besar karena topan datang di puncak musim liburan musim panas.
Otoritas Bandara menyatakan bahwa backlog sebanyak 1.500 penerbangan berhasil diselesaikan dalam dua hari terakhir. Operasional bandara juga diperkirakan kembali normal pada Selasa (22/7/2025).
Sekretaris Utama Hong Kong, Eric Chan Kwok-ki, mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan perencanaan sebelumnya. Pemerintah juga langsung memulai inspeksi lanjutan untuk menghapus struktur berbahaya pascabadai.
Saat Wipha melintas, tercatat 33 orang terluka dan dirawat di rumah sakit. Lebih dari 700 laporan pohon tumbang diterima, menyebabkan sejumlah ruas jalan ditutup.