Harga Bitcoin Anjlok Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Investor Ramai-Ramai Lepas Aset
HARIANOKUSELATAN.ID – Harga Bitcoin kembali anjlok tajam setelah bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% pada Rabu (30/10/2025). Langkah ini yang awalnya diprediksi akan mendorong pasar justru memicu aksi jual besar-besaran di aset kripto.
Nilai Bitcoin sempat terperosok di bawah USD 108.000, mencerminkan fenomena klasik “buy the rumor, sell the news”—di mana pelaku pasar justru menjual aset setelah kabar positif resmi diumumkan.
BACA JUGA:Harga Honda BeAT dan Yamaha Gear Ultima November 2025, Masih Stabil Tanpa Kenaikan
BACA JUGA:Bor Up Mesin Motor: Tambah Tenaga, tapi Ada Risiko Tersembunyi
Menurut laporan dari Santiment, penurunan harga ini terjadi karena pasar sebelumnya terlalu optimistis terhadap peluang pemangkasan lanjutan di akhir tahun. Namun, pernyataan hati-hati dari Ketua The Fed Jerome Powell yang menegaskan bahwa pemotongan suku bunga berikutnya “belum tentu terjadi”, membuat pelaku pasar panik dan memilih menjual asetnya.
Aksi Jual Massal dan Sentimen Negatif
Data on-chain menunjukkan adanya peningkatan arus masuk aset kripto ke bursa, disertai penurunan tingkat pendanaan (funding rate). Hal ini menandakan banyak trader berleverage tinggi yang terpaksa menutup posisi mereka untuk menghindari likuidasi.
Di sisi lain, sentimen sosial juga memburuk. Topik seperti “The Fed”, “Powell”, dan “rate cut” mendominasi diskusi komunitas kripto global. Situasi tersebut memperkuat ketakutan investor terhadap arah kebijakan moneter Amerika Serikat ke depan.
Tanda Pemulihan Mulai Muncul
Meski begitu, beberapa analis menilai kondisi saat ini justru membuka peluang pemulihan alami. Lonjakan rasa takut di kalangan investor sering kali menjadi sinyal awal pembalikan harga dalam jangka pendek.
Setelah pengumuman The Fed, korelasi Bitcoin terhadap indeks saham AS melemah, sementara hubungan dengan harga emas justru menguat. Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian investor mulai mengalihkan portofolionya ke aset yang lebih defensif.
BACA JUGA:Begini Cara Aman Menyetir Mobil Matic di Tanjakan Curam
BACA JUGA:Huawei Siapkan Mate 70 Air, Ponsel Tipis dengan Baterai Jumbo Saingi iPhone Air
Laporan Santiment juga menyebut bahwa tingkat pendanaan di bursa utama kini sudah kembali normal, menandakan tekanan leverage berlebihan telah mereda. Beberapa “whale” pun terlihat melakukan akumulasi di tengah penurunan harga, memanfaatkan momentum diskon untuk menambah kepemilikan Bitcoin.
Prediksi: Bitcoin Bisa Pulih ke USD 115.000
Ke depan, analis memperkirakan peluang short squeeze bisa muncul jika jumlah posisi jual (short) terus meningkat dalam beberapa sesi perdagangan mendatang. Kondisi ini berpotensi mendorong harga Bitcoin naik kembali ke kisaran USD 115.000.
Sementara analis dari Bitunix menilai area USD 108.000–109.600 menjadi zona support penting. Jika level ini jebol, bisa memicu gelombang likuidasi lanjutan di pasar derivatif.
