Pemegang Saham Ubisoft Soroti Valorant, Khawatir Pengaruhi Penjualan Game Mereka

pemegang saham tahunan Ubisoft kembali menghadirkan sejumlah pernyataan menarik, salah satunya berasal dari salah satu investor senior perusahaan.-foto;ist-
HARIANOKUSELATAN.ID – Rapat pemegang saham tahunan Ubisoft kembali menghadirkan sejumlah pernyataan menarik, salah satunya berasal dari salah satu investor senior perusahaan. Dalam sesi tanya jawab, pemegang saham tersebut menyuarakan kekhawatiran bahwa keberhasilan game populer Valorant dapat mengancam penjualan game Ubisoft di masa depan.
Kritik Terhadap Kinerja Perusahaan dan Kekhawatiran Terhadap Valorant
Menurut laporan dari Insider Gaming, pemegang saham veteran itu mengungkapkan kekecewaannya terhadap performa saham Ubisoft yang disebut menurun drastis hingga 40% dalam satu dekade terakhir. Ia menyampaikan kritik tajam terhadap arah perusahaan dan mempertanyakan bagaimana pesaing seperti Valorant dapat memengaruhi posisi Ubisoft di pasar.
BACA JUGA:Kolaborasi Resmi: Cyberpunk 2077 dan Arena Breakout: Infinite Siap Hadirkan Konten Eksklusif
BACA JUGA:Ketua TP PKK OKU Selatan Hadiri Pengajian dan Santunan di Desa Mekar Jaya
“Saya tidak senang dengan harga saham yang kacau... Saya memiliki kekhawatiran nyata. Saya tidak mengenal Ubisoft yang dulu saya kenal,” ungkapnya dalam rapat tersebut.
Lebih lanjut, ia menyoroti popularitas Valorant — game free-to-play FPS dari Riot Games — dan bertanya apakah Ubisoft melihat game tersebut sebagai ancaman terhadap penjualan, atau justru bisa mengambil pelajaran darinya.
“Banyak orang memuji Valorant. Jika gamer menyukainya, bukankah itu bisa berdampak pada penjualan Ubisoft?” tambahnya.
Perbandingan yang Kurang Tepat?
Pertanyaan tersebut menimbulkan perdebatan karena secara genre dan model bisnis, Valorant dan sebagian besar game Ubisoft berbeda. Valorant adalah game FPS kompetitif berbasis tim, sementara Ubisoft dikenal luas sebagai penerbit game single-player dan tactical shooter seperti Assassin’s Creed, Far Cry, serta Tom Clancy’s Rainbow Six Siege.
BACA JUGA:Eks Stafsus Nadiem Makarim Mangkir, Kejagung Proses DPO dan Red Notice
BACA JUGA:Cegah Perokok Muda, Kemenkes Akan Larang Penjualan Rokok di Bawah 21
Selain itu, baik Ubisoft maupun Riot Games (pengembang Valorant) memiliki hubungan tidak langsung karena sama-sama memiliki dukungan investasi dari Tencent, perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok.
Respon Resmi Ubisoft: Kami Belajar dari Valorant
Menanggapi pertanyaan tersebut, Frederick Duguet, Chief Financial Officer Ubisoft, menjelaskan bahwa perusahaan tidak melihat Valorant sebagai ancaman langsung, melainkan sebagai tolok ukur untuk pengembangan game multiplayer mereka.
“Valorant adalah salah satu dari lima game terpopuler saat ini. Sementara Rainbow Six masih berada di 15 besar. Kami ingin naik ke 10 besar, bahkan 5 besar,” jelas Duguet.
BACA JUGA:Resmi ke Arsenal, Demiane Agustien Ungkap Impian Bela Timnas Indonesia