212 Merek Beras Diduga Dioplos, Negara Rugi Rp99 Triliun per Tahun
MUARADUA, HARIANOKUSELATAN – Praktik curang pengoplosan beras merek premium dengan kualitas medium terungkap dan menggemparkan publik. Temuan ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang menyebut kerugian masyarakat akibat praktik ini mencapai Rp99 triliun per tahun.
1. Awal Terbongkar
Kementan menemukan anomali harga beras yang terus naik meski stok melimpah. Pemeriksaan terhadap 268 sampel di 10 provinsi penghasil beras terbesar menunjukkan banyak merek yang tidak sesuai mutu, harga, dan takaran. Data pengujian dari 13 laboratorium diserahkan ke Polri dan Kejaksaan.
2. Langsung Diselidiki Polri
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri telah memeriksa perusahaan produsen dan distributor beras. Termasuk perusahaan besar, menurut Satgas Pangan Brigjen Pol. Helfi Assegaf.
BACA JUGA:Operasi Patuh Musi 2025, Satlantas OKU Selatan Bidik 8 Pelanggaran
BACA JUGA:MTs Negeri Satu OKUS Berikan Reward Ke Tahfidz Terbaik
BACA JUGA:Dibekuk Usai Bebas Penjara, Pelaku Pembunuhan di OKU Timur Akhirnya Tertangkap
3. Merek dan Perusahaan Diduga Terlibat
Beberapa merek yang disebut:
-
Wilmar Group: Sania, Sovia, Fortune, Siip
-
Food Station Tjipinang Jaya: Setra Ramos, Beras Pulen Wangi
-
PT Belitang Panen Raya: Raja Platinum, Raja Ultima
-
PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group): Ayana
4. Ancaman Ketahanan Pangan
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menekankan pengoplosan dan pemalsuan pupuk merugikan petani dan mengancam ketahanan pangan nasional. Jika terus dibiarkan, bisa merugikan petani triliunan rupiah.
5. Alfamart Siap Tarik Beras Premium
Alfamart melalui Direktur Corporate Affairs, Solihin, menyatakan siap menarik beras premium dari rak ritel jika terbukti melanggar. Mereka juga akan menunjuk konsultan independen untuk menguji sampel beras secara acak.
BACA JUGA:Oktober, ASEAN-Tiongkok Sepakat Rampungkan Perjanjian Perdagangan Bebas
BACA JUGA:Kemendag panggil produsen beras untuk tarik beras tak sesuai mutu
BACA JUGA:Deputi KSP pastikan revitalisasi RSUD Muaradua OKU Selatan dimulai September 2025
6. Cara Bedakan Beras Asli dan Oplosan
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengungkap perbedaan beras premium dan medium:
-
Broken (pecahan) maksimal 15%
-
Kadar air maksimal 14%
-
Derajat sosoh minimal 95%
-
Butir menir maksimal 0,5%
-
Butir rusak/gabah/benda asing harus nihil
Jika kadar pecahan atau kadar air melebihi batas, maka beras tersebut tidak layak disebut premium.
Praktik pengoplosan beras bukan hanya bentuk kecurangan terhadap konsumen, tapi juga merugikan negara secara besar-besaran, membahayakan ketahanan pangan, dan menurunkan kesejahteraan petani. Pemerintah dan aparat diminta bertindak tegas hingga ke akar persoalan. (dst)