21 Bulan Invasi Israel ke Gaza, Warga Palestina: Ini Bukan Kehidupan

--

GAZA - Anak-anak kecil berkeliaran di antara reruntuhan sekolah yang dulunya merupakan tempat berlindung bagi warga Palestina yang mengungsi. Itu setelah serangan Israel sebelum fajar menewaskan 12 orang di Gaza.

Pakaian compang-camping tergantung di bagian luar gedung yang menghitam di bagian barat Kota Gaza, sementara puing-puing masih membara di bawah cahaya pagi.

Noda darah menghiasi tanah yang dipenuhi sisa-sisa kehidupan sehari-hari. Pakaian, kursi logam, kaleng makanan, dan sebagian kipas angin listrik tergeletak di antara reruntuhan.

"Ini bukan kehidupan," kata Umm Yassin Abu Awda, warga Kota Gaza yang berdiri di antara para pelayat di Rumah Sakit Al-Shifa di kota itu setelah serangan itu, dilansir AFP dari Gulf News.

"Anda harus menyerang kami dengan bom nuklir dan mengakhiri semuanya, atau hati nurani orang-orang harus akhirnya terbangun."

Hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama perang hampir 21 bulan, yang telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi lebih dari dua juta orang yang tinggal di sana.

Banyak yang mencari perlindungan di gedung sekolah, tetapi gedung-gedung ini berulang kali menjadi sasaran serangan Israel yang menurut militer sering kali menargetkan militan Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil.

 

Mohammad Al Mughayyir, seorang pejabat dari badan pertahanan sipil Gaza, mengatakan kepada AFP bahwa sebagian besar dari 12 orang yang tewas dalam serangan hari Kamis adalah wanita dan anak-anak.

 

Ia juga melaporkan sejumlah besar korban luka dalam "serangan udara Israel di Sekolah Mustafa Hafez, yang menampung orang-orang terlantar, di lingkungan Al-Rimal".

 

Mereka termasuk di antara 25 orang yang dilaporkan oleh badan tersebut tewas oleh pasukan Israel pada Kamis pagi di wilayah Palestina, tempat Israel baru-baru ini memperluas operasi militernya.

 

Militer Israel yang dihubungi oleh AFP mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut.

 

Pembatasan media di Gaza dan kesulitan dalam mengakses banyak area membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian yang diberikan oleh pertahanan sipil.

 

Di Sekolah Mustafa Hafez, mural berwarna-warni di dinding di sebelah reruntuhan menunjukkan seorang anak laki-laki yang tersenyum berjalan melewati pohon dan seorang wanita di sebelah bendera Palestina.

Sekelompok kecil duduk di kursi di tempat yang dulunya merupakan taman bermain sekolah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan