Thailand-Kamboja di Ambang Perang, Tentara Dikerahkan di Perbatasan

Situasi di perbatasan Thailand dan Kamboja makin mencekam.-Foto: Direktorat Pertahanan Sipil Tentara Thailand/Bangkok Post.-

JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID  - Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja memuncak setelah insiden baku tembak mematikan di wilayah sengketa Chong Bok pada 28 Mei 2025, yang menewaskan satu tentara Kamboja. Situasi ini memicu respon keras dari militer Thailand, yang kini mengambil alih penuh kendali perbatasan.

Dikutip dari Japan Times, militer Thailand telah menetapkan status darurat di sejumlah titik strategis. Dua satuan elite, Task Force Burapha dan Task Force Suranaree, telah diperintahkan langsung oleh Kepala Angkatan Darat Jenderal Pana Claewplodtook untuk mengatur segala kebijakan lintas batas, termasuk penutupan pos perbatasan jika diperlukan.

BACA JUGA:Sambilan, Warga Buay Rawan Tekuni Panen Pisang

BACA JUGA:Polsek Muaradua Bagikan Ratusan Kantong Daging Kambing ke Warga

“Kami tidak tinggal diam. Penambahan kekuatan dan langkah pertahanan tambahan sangat diperlukan untuk menjaga kedaulatan negara,” tegas Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai, merespons dugaan peningkatan militer agresif oleh Kamboja.

Sejauh ini, dua pos lintas batas di Provinsi Chanthaburi, Thailand, telah resmi ditutup untuk wisatawan asing. Hanya pekerja migran dan aliran perdagangan vital yang diizinkan melintas, sementara pengamanan diperketat secara maksimal.

BACA JUGA:Tekan Kriminalitas Malam Hari, Polres OKU Selatan Gelar Patroli KRYD di Titik Rawan Tindak Pidana 3C

BACA JUGA:Pemuda Ini Terancam 12 Tahun Penjara Usai Perkosa Remaja di OKU Selatan

Diplomasi Diuji di Tengah Ancaman Konflik Terbuka

Meski hubungan kedua negara kerap memanas, bentrokan bersenjata dengan korban jiwa relatif jarang terjadi. Namun, insiden akhir Mei lalu dianggap sebagai eskalasi serius dalam sejarah panjang sengketa perbatasan, terutama di wilayah Chong Bok—wilayah rawan yang diklaim secara tumpang tindih oleh Bangkok dan Phnom Penh.

Dalam upaya meredakan ketegangan, pertemuan Joint Boundary Commission (JBC) antara Thailand dan Kamboja dijadwalkan digelar pada 14 Juni 2025 di Phnom Penh. Namun, keraguan publik dan pengamat internasional muncul terkait efektivitas perundingan tersebut, mengingat atmosfer yang kian memanas dan mobilisasi militer di kedua sisi perbatasan.

BACA JUGA:Ada 170 Jemaah Reguler yang Wafat, Mayoritas Sakit Jantung

BACA JUGA:Layanan Mina Disiapkan Hingga 13 Zulhijjah bagi Jemaah Nafar Tsani

Imbas pada Warga dan Perdagangan

Selain mengancam stabilitas regional, krisis ini juga berdampak langsung terhadap aktivitas ekonomi dan mobilitas warga lokal. Perbatasan Thailand–Kamboja merupakan jalur vital perdagangan dan lintas pekerja migran. Penutupan pos dan pembatasan lalu lintas berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi dan ketidakpastian sosial.

Situasi ini menempatkan Thailand dan Kamboja di persimpangan genting, antara diplomasi dan potensi konflik bersenjata terbuka. Dunia kini menanti: akankah dialog mampu menahan bara perang?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan