Developer Sifu: “Game yang Sukses Tidak Harus Menjadi Free-to-Play”

Selasa 15 Apr 2025 - 14:58 WIB
Reporter : Arel Muzaki
Editor : Arel Muzaki

HARIANOKUSELATAN.ID - Dalam beberapa tahun terakhir, tren game Free-to-Play (F2P) terus meningkat. Banyak developer berlomba-lomba mengadopsi model ini demi menjangkau lebih banyak pemain dan meraih pendapatan tinggi dari pembelian dalam game. Namun, tidak semua developer sepakat bahwa F2P adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan.

Salah satu suara yang berbeda datang dari Pierre Tarno, produser game Sifu dan Creative Director untuk game baru mereka, Rematch. Dalam wawancaranya dengan PC Gamer, Pierre secara tegas menyatakan bahwa game yang sukses tidak harus menjadi F2P.

BACA JUGA:Nobar Debat Publik Jadi Ajang Konsolidasi Kekuatan Tim JM-Fai

BACA JUGA:HBA dan Joncik Tampil Maksimal di Debat Publik PSU Empat Lawang

Mengapa Tidak Harus Free-to-Play?

Menurut Pierre, sejak awal Sloclap — studio di balik Sifu dan Rematch — tidak pernah mempertimbangkan model F2P. Bukan karena mereka meremehkan strategi tersebut, tetapi karena mereka memiliki filosofi berbeda dalam menciptakan game.

“Saya tidak pernah mempertimbangkan untuk game free-to-play. Salah satu hal yang saya sukai dalam membuat game adalah tidak adanya formula rahasia atau apapun. Cara terbaik atau mungkin satu-satunya cara untuk meraih kesuksesan secara komersial adalah dengan membuat game yang sangat bagus.”

BACA JUGA:Nobar Debat Publik, Pendukung HBA-Henny Tunjukkan Soliditas

BACA JUGA:Dugaan Korupsi Proyek Pasar Cinde Palembang, Kejati Sumsel Geledah Tiga Lokasi

– Pierre Tarno, Producer Sifu, Creative Director Rematch

Prinsip Tim Sloclap

Pierre juga menjelaskan bahwa tim Sloclap memiliki prinsip dasar yang menjadi pilar mereka dalam berkarya: menghargai pemain, keterampilan, dan kemampuan mereka. Itulah sebabnya game buatan mereka selalu menantang dan berfokus pada mekanik gameplay yang solid dan seimbang.

Bagi Sloclap, yang paling penting adalah menciptakan pengalaman bermain yang orisinal, menantang, dan bernilai, bahkan jika itu berarti game mereka harus dijual, bukan diberikan secara cuma-cuma.

BACA JUGA:Tol Palembang-Jambi Dikebut, Target Rampung Bertahap Mulai Juni 2025

BACA JUGA:Protes Jalan Ditutup Perusahaan Sawit, Warga Pedamaran Datangi Pemkab OKI

Kategori :