HARIANOKUSELATAN.ID - Bioware tengah menghadapi tantangan besar setelah game terbaru mereka, Dragon Age: The Veilguard, dianggap tidak memenuhi ekspektasi perusahaan induknya, EA (Electronic Arts). Dalam laporan finansial kuartal ketiga tahun 2025, CEO EA Andrew Wilson menyebutkan bahwa salah satu faktor kegagalan game tersebut adalah karena tidak mengadopsi model Live Service, yang kini menjadi tren utama di industri game.
Pernyataan CEO EA: "Pasar Menginginkan Fitur Shared-World dan Keterlibatan Lebih Mendalam"
Andrew Wilson menjelaskan bahwa EA memahami pentingnya menciptakan game berkualitas tinggi dengan narasi yang solid. Namun, di pasar yang semakin kompetitif, game juga harus menawarkan keterlibatan yang mendalam dan fitur Shared-World, yang menjadi ciri khas game berbasis Live Service.
BACA JUGA:Kingdom Come: Deliverance 2 Raih Penjualan 1 Juta Unit dalam 24 Jam
BACA JUGA:Devil May Cry Remake Diduga Tengah Dikerjakan oleh Capcom
"Dragon Age memiliki perilisan berkualitas tinggi dan mendapat review positif dari kritikus maupun pemain. Namun, game ini tidak cukup menarik perhatian banyak player di pasar yang sangat kompetitif saat ini." — Andrew Wilson, CEO EA
Wilson menambahkan bahwa meski mendapat respons positif saat perilisan, Dragon Age: The Veilguard tidak mampu menembus pasar inti karena absennya fitur yang memungkinkan keterlibatan pemain secara berkelanjutan.
Dominasi Live Service dalam Pendapatan EA
Dalam laporan resmi, EA mencatat pendapatan sebesar $7,34 miliar pada tahun 2024, dengan sekitar 74% berasal dari game Live Service seperti FIFA Ultimate Team dan Apex Legends. Hal ini menunjukkan bahwa model Live Service menjadi pilar utama pendapatan perusahaan.
BACA JUGA:Bocoran Spesifikasi Xiaomi 15 Ultra: Snapdragon 8 Elite dan Kamera Leica Quad-Camera
BACA JUGA:Status Internasional Bandara SMB II Palembang Segera Kembali? Ini Kata Pengelola
Kritik dan Dampak Bagi Bioware
Kegagalan Dragon Age: The Veilguard memicu spekulasi mengenai masa depan Bioware, yang sudah mengalami pemangkasan karyawan besar-besaran oleh EA. Para penggemar juga mengkritik keputusan EA yang terlalu fokus pada Live Service, mengesampingkan game single-player dengan narasi mendalam seperti Dragon Age.
BACA JUGA:Kasus Korupsi Rp 895 Juta, Kejari Ogan Ilir Tahan Mantan Kadis PUPR dan Kontraktor
BACA JUGA:Bursah Zarnubi-Widya Ningsih Dipastikan Menang Pilkada Lahat 2024, Segera Dilantik