HARIANOKUSELATAN.ID-Setelah suksesnya dua judul sebelumnya, Little Nightmares kembali dengan seri ketiga yang kini dikerjakan oleh Supermassive Games, menggantikan peran Tarsier Studios sebagai developer. Dengan pengalaman dalam game horror sinematik seperti Until Dawn dan The Dark Pictures Anthology, Supermassive menghadapi tantangan besar untuk membawa identitas unik Little Nightmares ke dalam dunia baru ini.
Peralihan Developer: Tantangan dan Harapan
Coralie Feniello, produser Bandai Namco, mengungkapkan bahwa meski Supermassive dikenal sebagai pencipta game horror terbaik, mereka harus beradaptasi dengan gaya seni abstrak khas Little Nightmares. Berbeda dari pendekatan fotorealisme yang biasanya mereka gunakan, fokus kali ini adalah menciptakan pengalaman visual yang mempertahankan identitas franchise.
BACA JUGA:Hacker Jebol Akun Admin Path of Exile 2: Keamanan Akun Pemain Terancam
BACA JUGA:Larian Studios Fokus pada Game Baru Setelah Sukses Baldur’s Gate 3
Untuk itu, tim developer:
Memainkan ulang Little Nightmares 1 dan 2 untuk memahami elemen artistik dan gameplay.
Melibatkan tim veteran yang pernah bekerja di seri sebelumnya, termasuk Coralie, untuk menjaga kesinambungan visi.
Fitur Co-Op yang Dinanti
Salah satu elemen baru yang menarik adalah penambahan mode co-op, fitur yang telah lama diminta oleh komunitas. Dalam mode solo, AI untuk Player 2 dirancang agar tidak terlalu pintar atau terlalu bodoh, menciptakan keseimbangan yang mendukung pengalaman bermain tanpa mengurangi tantangan.
BACA JUGA:7 Bulan Tanpa Kejelasan, Warga Serikembang Desak Kejari Tindaklanjuti Kasus Dugaan Korupsi
BACA JUGA:Bupati Lahat Era 2011-2012 Ikut Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tambang Lahat
Konsep “Charming Horror”
Menurut Coralie, Little Nightmares 3 dirancang sebagai "charming horror", di mana pemain merasakan perpaduan antara elemen:
Keindahan dan harapan dalam diri karakter kecil yang rapuh.