MUARADUA, HARIANOKUSELATAN.ID - Keindahan Danau Ranau, ikon wisata andalan Kabupaten OKU Selatan tercoreng oleh tumpukan sampah yang berserakan di sepanjang jalan menuju kawasan wisata tersebut.
Sampah ini ditemukan di Desa Jepara, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT), dan sebagian terbawa aliran sungai yang bermuara langsung ke Danau Ranau.
Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengganggu kenyamanan warga dan wisatawan yang berkunjung.
Sampah yang dibuang sembarangan oleh oknum warga dan pihak yang tidak bertanggung jawab menumpuk di tepi jalan menuju beberapa destinasi wisata populer seperti Pantai Pati Marga dan Pantai Batu Kebayan.
Bau busuk yang menyengat semakin terasa, terutama saat musim hujan, dan menimbulkan keluhan dari warga setempat.
BACA JUGA:Sidang Gugus Tugas Reforma Agraria, Pemkab OKU Selatan Percepat Redistribusi Tanah
BACA JUGA:Oknum Guru SMPN 2 Muaradua Diduga Perintahkan Siswi Tampar Temannya
“Bau busuknya sangat mengganggu, terutama saat hujan. Sampah-sampah ini seharusnya dikelola, bukan dibuang begitu saja,” ujar Toni, seorang warga yang kerap melintasi jalan tersebut.
Tidak hanya warga, wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan Danau Ranau juga merasa kecewa. Mereka menganggap tumpukan sampah ini mencoreng pesona alam yang menjadi daya tarik utama kawasan tersebut.
“Danau Ranau sebenarnya luar biasa indah, tapi sayangnya masalah sampah ini merusak suasana. Kalau begini terus, wisatawan bisa enggan datang lagi,” keluh Anita, seorang wisatawan asal Palembang.
Keluhan juga datang dari pelaku usaha di sekitar danau, yang mengaku keberadaan sampah berdampak buruk pada pendapatan mereka.
BACA JUGA:478 Personel Polres OKU Selatan Siap Amankan TPS Serentak 2024
BACA JUGA:TP PKK OKU Selatan Sosialisasikan Gerakan Gemar Membaca, Dorong Program Satu Desa Satu Perpustakaan
“Sampah yang ada di danau ini kiriman dari aliran sungai. Banyak warga yang membuang sampah di tepi jalan dekat jurang, di mana ada aliran sungai yang bermuara langsung ke Danau Ranau,” ungkap Melani, salah satu pemilik usaha di kawasan tersebut. Senin, 24 November 2024.
Menurutnya, masalah ini sudah berlangsung lama. Bahkan, ada oknum dari luar desa yang sengaja datang untuk membuang sampah di lokasi tersebut. “Ini bukan hanya warga lokal, ada juga orang dari jauh yang sengaja buang sampah di sini,” tambahnya.
Masalah sampah di Danau Ranau mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, baik dari masyarakat sekitar maupun pengunjung. Jika terus dibiarkan, pencemaran ini tidak hanya mengancam sektor pariwisata tetapi juga kelestarian ekosistem danau yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak warga.
Masyarakat mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan nyata. Langkah yang bisa dilakukan antara lain memasang papan larangan membuang sampah di area rawan, menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai, hingga memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
BACA JUGA:Lapas Kelas IIB Muaradua Bantu Sembako ke Keluarga Tahanan
BACA JUGA:Kasat Intelkam Larang Keras Personel Terlibat Judol
“Kami berharap pemerintah lebih serius menangani masalah ini, mulai dari edukasi masyarakat hingga penegakan aturan. Danau Ranau adalah kebanggaan kita, jangan sampai rusak karena ulah kita sendiri,” tutur Dedi, seorang tokoh masyarakat setempat.
Selain tindakan langsung, solusi jangka panjang yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha menjadi kunci. Pengelolaan sampah yang terpadu, termasuk mendirikan bank sampah dan mendorong pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi, dapat menjadi langkah efektif.
Peningkatan kesadaran masyarakat juga penting melalui kampanye kebersihan dan kegiatan gotong royong rutin. Jika semua pihak bersatu, keindahan Danau Ranau sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Sumatera Selatan bisa terus terjaga.
Danau Ranau adalah harta yang harus dijaga, bukan hanya untuk pariwisata, tetapi juga untuk masa depan lingkungan dan generasi mendatang. (Dal)