HARIANOKUSELATAN.ID - Harga Bitcoin (BTC) terus menjadi perhatian, terutama setelah harga kripto terbesar ini hampir menyentuh angka US$100.000 pada Sabtu dini hari (23/11/2024), dengan harga tepatnya mencapai US$99.802.
Prediksi terbaru menunjukkan bahwa Bitcoin bisa mencapai harga yang lebih tinggi lagi dalam beberapa bulan ke depan, bahkan hingga US$170.000 atau setara dengan Rp2,7 miliar. Bahkan ada indikator yang memprediksi BTC bisa mencapai US$309.000.
Faktor Eksternal Mendorong Lonjakan Harga
Menurut Greg Cipolaro, Global Head of Research di NYDIG, lonjakan harga Bitcoin ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, seperti kebijakan atau pernyataan dari tokoh besar, termasuk Donald Trump.
Cipolaro mencatat bahwa harga Bitcoin yang hampir menyentuh angka US$100.000 menunjukkan kekuatan pasar yang luar biasa, meski dua tahun lalu, harga ini tampaknya mustahil setelah skandal FTX.
"Reli yang dipicu oleh Trump untuk Bitcoin terus berlanjut, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Dengan Bitcoin yang mendekati angka US$100.000, banyak yang bertanya-tanya di mana puncak harga Bitcoin akan berada. Meskipun kita tidak bisa memprediksi dengan pasti, beberapa indikator dapat memberi gambaran tentang arah harga Bitcoin," ungkap Cipolaro.
Proyeksi Harga Bitcoin Berdasarkan Indikator
Cipolaro mengungkapkan beberapa prediksi harga Bitcoin berdasarkan indikator pasar dan siklus halving, yang terjadi setiap empat tahun sekali.
Prediksi dengan Rasio Market Cap to Thermo Cap
Salah satu indikator yang digunakan Cipolaro adalah rasio Market Cap to Thermo Cap, yang menunjukkan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai sekitar US$170.000 jika mengikuti pola harga dari siklus sebelumnya. Dengan menggunakan kurs saat ini, angka tersebut setara dengan Rp2,7 miliar.
Namun, Cipolaro juga mencatat bahwa rasio saat ini berada jauh di bawah rasio puncak terakhir pada 2021, yang berarti kenaikan harga Bitcoin mungkin lebih terbatas.
Prediksi dengan Rasio MVRV
Indikator Market Value to Realized Value (MVRV) menunjukkan harga Bitcoin bisa mencapai US$140.000. Cipolaro juga mengingatkan bahwa amplitudo rasio ini cenderung menurun pada setiap siklus berikutnya, yang dapat memengaruhi prediksi harga Bitcoin.
Proyeksi Trough to Peak Returns
Dengan menggunakan indikator Trough to Peak Returns, Cipolaro memperkirakan harga Bitcoin bisa melonjak hingga US$309.200 jika mengikuti pola kenaikan dari siklus sebelumnya. Analisis ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa mencapai harga di kisaran US$115.950 hingga US$309.200 tergantung pada seberapa besar kenaikan harga yang terjadi selama siklus ini.
Prediksi Ali Martinez: US$461.000 pada 2025
Analis kripto terkenal Ali Martinez juga memberikan prediksi optimistis, dengan kemungkinan harga Bitcoin mencapai US$461.862 pada Oktober 2025. Meski demikian, Martinez mengingatkan bahwa harga Bitcoin perlu mengalami koreksi terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke harga yang lebih tinggi.
Pada Sabtu malam, harga Bitcoin tercatat US$98.643, turun 1,17% dari harga tertingginya US$99.802.
Dengan prediksi yang beragam ini, Bitcoin diperkirakan akan terus menarik perhatian investor, terutama jika mengikuti tren harga historis dan siklus halving yang terjadi setiap empat tahun. Apakah harga Bitcoin akan mencapai angka yang lebih tinggi lagi dalam beberapa bulan ke depan? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.(arl)