Elektabilitas Ketat di Pilwalko Palembang: Ratu Dewa vs Yudha Pratomo Saling Salip

Rabu 06 Nov 2024 - 20:39 WIB
Reporter : Kris
Editor : Kris

PALEMBANG, HARIANOKUSELATAN.ID - Persaingan elektabilitas di Pilwalko Palembang 2024 semakin ketat, berdasarkan survei terbaru dari Semar Political Institute (SPIN). Survei yang dilakukan pada 25-30 Oktober dengan melibatkan 1000 responden ini menunjukkan pasangan calon (paslon) Ratu Dewa-Prima Salam (RD-PS) unggul dengan 36,60%, diikuti Yudha Pratomo-Baharudin (YP-B) dengan 32,33%, dan Fitrianti Agustinda-Nandriani Octarina (FA-NO) di posisi ketiga dengan 18,83%. Responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab sebanyak 12,23%.

 

Direktur SPIN, Mawardin, mencatat bahwa meski RD-PS memimpin, elektabilitas mereka stagnan, sementara YP-B menunjukkan tren peningkatan signifikan. Ia menyebutkan bahwa kenaikan ini terkait dengan momentum debat perdana pada 22 Oktober serta kampanye YP-B yang efektif. “Paslon Yudha Pratomo-Baharudin mendapat dorongan elektabilitas usai debat dan kampanye yang masif serta program yang atraktif," ujar Mawardin.

 BACA JUGA:Kejari OKU Selatan Monitoring Pelipatan Surat Suara

BACA JUGA:Bawaslu PALI Gandeng Wartawan Kawal Pilkada 2024

Sementara itu, elektabilitas FA-NO yang lebih rendah dikaitkan dengan daya jangkau elektoral mereka yang terbatas. Dalam konteks masalah sosial seperti premanisme dan pungli yang mengemuka di Palembang, pemilih cenderung mencari pemimpin yang tegas dan tangguh.

 

Survei SPIN juga disertai dengan FGD dan analisis kualitatif mengenai kepemimpinan para paslon. Mawardin menyoroti kesiapan Yudha Pratomo dan Baharudin dalam mengatasi isu-isu seperti pengangguran, banjir, dan premanisme. Ia menilai YP-B memiliki keunggulan kualitatif dengan latar akademik yang kuat dan pendekatan pembangunan yang progresif.

 BACA JUGA:Program Menyentuh Rakyat: RDPS Janji Tuntaskan Masalah Banjir dan Rumah Tak Layak Huni

BACA JUGA:Bawaslu Serukan Lokasi Debat Pilkada di Daerah Masing-Masing

“Yudha Pratomo, sebagai figur intelektual lulusan Inggris, memiliki jaringan internasional dan pemikiran visioner untuk menjadikan Palembang kota maju dalam konsep Neo-Sriwijaya 4.0, sementara Baharudin adalah teknokrat berpengalaman di lapangan,” jelas Mawardin. Ia menambahkan bahwa kalangan menengah serta diaspora Palembang semakin condong ke YP-B.

 

Namun, Mawardin menekankan bahwa politik bersifat dinamis. “Keputusan akhir ada di tangan masyarakat, dan yang terpenting adalah para pemimpin mengedepankan politik gagasan yang solutif, bukan sekadar kursi semata,” tutupnya.

Kategori :