Harianokuselatan.bacakoran.co - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen memperbaiki metode pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK).
Langkah ini diambil setelah viralnya sejumlah unggahan di media sosial yang menyoroti rendahnya kemampuan berhitung siswa Indonesia, termasuk siswa sekolah menengah yang gagal menyelesaikan soal matematika dasar.
Beberapa video yang viral menunjukkan siswa tak mampu menjawab soal sederhana, seperti perkalian dan penambahan.
Salah satu video bahkan memperlihatkan seorang siswi kelas 9 yang salah menjawab soal penambahan 6+10 dengan jawaban 60.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, yang baru dilantik Senin (21/10) lalu, menegaskan bahwa Presiden Prabowo berniat untuk segera memperbaiki sistem pembelajaran matematika sejak dini.
“Ada usulan untuk memperkenalkan pelajaran matematika dengan metode baru di kelas 1-4 SD dan bahkan di TK,” ungkap Abdul Mu'ti di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10).
Langkah ini diambil setelah hasil penilaian PISA 2022 menunjukkan bahwa Indonesia hanya memperoleh skor 366 untuk kemampuan matematika, menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Rapat Evaluasi PUG 2024, Langkah OKU Selatan Wujudkan Pembangunan Inklusif
BACA JUGA:Borong Penghargaan, Faviannn Jadi Jungler Terbaik MPL ID S14 dan Penerus Kairi!
Skor ini menempatkan Indonesia di urutan ke-6 dari 8 negara ASEAN yang mengikuti tes PISA, hanya lebih baik dari Filipina dan Kamboja.
Selain itu, pengalaman langsung seorang ASN, Anas Baihaqi, yang membagikan cerita tentang siswa SMK yang magang di kantornya juga menjadi perhatian publik.
Para siswa tersebut diketahui kesulitan menjawab soal matematika dasar dan tidak mampu membaca bilangan lebih dari tiga digit.
Pengalaman ini viral di media sosial dan menambah keprihatinan terkait rendahnya kualitas pendidikan matematika di Indonesia.
Pemerintah berharap dengan perbaikan kurikulum di tingkat dasar dan TK, siswa Indonesia dapat menguasai keterampilan matematika dasar lebih baik dan meningkatkan posisi Indonesia di kancah pendidikan internasional. (dst)