Indonesia dan Thailand Perkuat Kerja Sama Tangkap Gembong Narkoba Internasional, Fredy Pratama
Jakarta, harianokuselatan, Kerja sama internasional antara Indonesia dan Thailand terus mengalami peningkatan dalam upaya menangkap gembong narkoba internasional, Fredy Pratama.
Buronan yang telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2014 ini dikenal sebagai sosok kunci dalam jaringan peredaran narkoba lintas negara yang berbasis di Thailand.
Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri menegaskan bahwa Perdana Menteri Thailand memberikan dukungan penuh bagi Indonesia dalam mengejar dan menangkap Fredy Pratama.
BACA JUGA:Waw Miskinkan Bandar Narkoba, BNN Sita Aset Senilai 64 Miliar Rupiah
BACA JUGA:Bongkar Sindikat Narkoba Jaringan Internasional Lewat Kapal Kayu, BB 15 Kg Sabu Dimusnahkan
Kadiv Hubinter Polri, Irjen Pol. Krishna Murti, dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (11 Oktober 2024), mengungkapkan bahwa Thailand benar-benar serius dalam membantu Indonesia menangkap buronan yang sangat berbahaya tersebut. “Untuk kasus Fredy Pratama, mereka 100 persen serius akan membantu kami. Hanya saja, mereka meminta waktu. Itu sudah ada jaminan dari Perdana Menteri Thailand,” kata Irjen Pol. Krishna Murti.
Kerja sama ini terjalin erat setelah Indonesia berhasil menangkap buronan nomor satu Thailand, Chaowalit Thungduang alias Sia Pang Nanode alias Sulaiman, yang menjadi buronan dalam beberapa kasus kriminal besar di Thailand.
Penangkapan ini memperkuat hubungan kerja sama antara kedua negara dalam pemberantasan kejahatan lintas negara.
BACA JUGA:Pecatan Polisi Diduga Edarkan Narkoba Jenis Sabu
BACA JUGA:Polda Sumsel dan Polres Lubuklinggau Sergap 3 Pengedar Narkoba Jaringan Aceh
Tidak hanya itu, kepercayaan yang terbangun di antara kedua negara membuka jalan bagi kerja sama lainnya, khususnya dalam upaya menanggulangi peredaran narkoba yang telah merambah hingga lintas benua.
Diplomasi yang Cermat dalam Penegakan Hukum
Irjen Pol. Krishna Murti menekankan pentingnya diplomasi internasional dalam menangani kasus-kasus besar seperti ini. Ia mengungkapkan bahwa setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda, sehingga penegakan hukum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. “Kami harus sangat hati-hati, karena sistem politik setiap negara berbeda. Diplomasi internasional sangat perlu diperhatikan,” tegasnya.
Polri menyadari bahwa kerja sama internasional tidak hanya terbatas pada aspek operasional, tetapi juga melibatkan diplomasi yang cermat. Dalam proses penangkapan Fredy Pratama, Indonesia terus membangun komunikasi dengan berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Filipina, yang juga memiliki peran penting dalam upaya ini.
Filipina turut mendukung kerja sama dengan memberikan jaminan untuk membantu Indonesia menangkap Gregor Johann Haas, seorang warga negara Australia yang menjadi buronan terkait kasus narkoba di Indonesia dan kini ditahan di Filipina.
Sebagai bentuk timbal balik, Indonesia juga memberikan dukungan kepada Filipina dengan menyerahkan Alice Guo, seorang buronan asal Filipina yang ditangkap di Tangerang, kepada Sekretaris Dalam Negeri Filipina, Benjamin Abalos Jr., pada September 2024.
Langkah ini memperlihatkan bahwa kerja sama antara negara-negara Asia Tenggara dalam penegakan hukum bukanlah sekadar formalitas, tetapi merupakan upaya konkret dalam memperkuat keamanan regional.
Operasi Escobar dan Peningkatan Upaya Penangkapan
Polri telah membentuk tim khusus dengan sandi Operasi Escobar untuk mengejar Fredy Pratama.
Operasi ini melibatkan berbagai unit kepolisian di Indonesia yang terkoordinasi dengan penegak hukum di Thailand dan negara-negara lain yang menjadi basis pergerakan jaringan narkoba Fredy. Operasi ini telah menunjukkan hasil yang signifikan dengan penangkapan lebih dari 60 tersangka yang merupakan bagian dari jaringan Fredy Pratama.
Para tersangka yang berhasil ditangkap di Indonesia juga dijerat dengan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU), mengingat banyaknya aset yang mereka miliki dari hasil perdagangan narkoba. Operasi Escobar dirancang tidak hanya untuk menangkap para pelaku, tetapi juga untuk menghancurkan seluruh jaringan narkoba yang tersebar di berbagai negara.
Fredy Pratama yang diyakini mengendalikan operasi narkoba dari Thailand, diketahui memanfaatkan berbagai celah dalam sistem hukum untuk melarikan diri dan mempertahankan operasinya selama bertahun-tahun. Meski demikian, Polri dan penegak hukum Thailand terus mengejar titik-titik persembunyian Fredy melalui berbagai informasi intelijen dan kerja sama yang telah terjalin.
Dukungan dari Negara-Negara ASEAN
Selain Thailand dan Filipina, Indonesia juga menjajaki kerja sama dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam menanggulangi peredaran narkoba di kawasan Asia Tenggara. ASEAN telah memiliki komitmen kuat dalam menjaga keamanan dan stabilitas regional, termasuk dalam penanganan masalah peredaran narkoba yang kini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi negara-negara anggota.
Dalam upaya ini, Indonesia berencana untuk mengajukan proposal kerja sama di forum-forum internasional, termasuk ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) yang rutin diadakan. Dengan adanya forum seperti ini, Indonesia berharap agar ada koordinasi yang lebih baik antarnegara anggota ASEAN dalam menghadapi kejahatan lintas negara.
Harapan dan Langkah Ke Depan
Dengan adanya dukungan penuh dari Thailand, Filipina, dan negara-negara ASEAN, Indonesia semakin optimis dapat menangkap Fredy Pratama dan menghentikan jaringan narkoba yang telah mempengaruhi jutaan orang di kawasan ini. Polri akan terus melakukan koordinasi dengan negara-negara sahabat dan memperluas lingkup operasi untuk memastikan bahwa seluruh upaya penangkapan dapat berjalan dengan efektif.
Pemerintah Indonesia juga berharap agar kerja sama ini tidak hanya berhenti pada penangkapan para buronan, tetapi juga diikuti dengan kerja sama dalam program-program pencegahan peredaran narkoba. Melalui kerja sama lintas negara yang lebih intensif, Indonesia berkomitmen untuk melawan perdagangan narkoba yang telah merusak kehidupan banyak orang dan membawa dampak buruk pada keamanan dan ketertiban di Asia Tenggara.
Dengan langkah-langkah tersebut, upaya untuk menangkap Fredy Pratama semakin dekat menuju hasil yang diharapkan. Indonesia dan Thailand telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberantas peredaran narkoba internasional dan melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan yang terorganisir.