BACA JUGA:Pahanya diraba-raba, Wanita Pirang Siram Pelakunya Pakai Air Keras
BACA JUGA:Beredar Video CCTV Oknum Camat Berduaan dengan Wanita Bukan Istrinya di Ruang Kerja
Selain faktor keturunan, dr. Ita menyebutkan beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap FAM:
Mengonsumsi Pil KB Sebelum Usia 20 Tahun: Penggunaan kontrasepsi hormonal pada usia muda diduga memengaruhi kadar hormon yang dapat memicu tumbuhnya FAM.
Hamil: Selama kehamilan, kadar hormon dalam tubuh wanita berubah, yang dapat menyebabkan pertumbuhan FAM pada payudara.
Terapi Pergantian Hormon (Hormone Replacement Therapy): Wanita yang menjalani terapi penggantian hormon juga memiliki risiko lebih tinggi terhadap FAM.
Gejala FAM
Gejala FAM seringkali tidak terasa oleh penderita, bahkan beberapa wanita mungkin tidak menyadari adanya benjolan sama sekali hingga mereka melakukan pemeriksaan sendiri.
Menurut dr. Ita, beberapa karakteristik yang dapat membantu mengenali benjolan FAM adalah:
Tidak Menimbulkan Nyeri: Benjolan ini umumnya tidak sakit, tetapi dapat terasa nyeri ketika memasuki masa menstruasi.
Terasa Padat dan Kenyal: Benjolan FAM memiliki tekstur padat, kenyal, dan biasanya berbentuk bulat dengan pinggiran yang tegas.
Mudah Digerakkan: FAM dapat digerakkan dengan mudah jika disentuh, berbeda dengan beberapa jenis benjolan kanker yang cenderung menetap.
BACA JUGA:Petugas Tangkap 3 Wanita Terduga Jaringan Peredaran Narkoba
BACA JUGA:2 Mahasiswi Stisipol Candradimuka Palembang Jadi Korban Jambret di Siang Bolong
Ukuran benjolan ini bervariasi, umumnya berkisar antara satu hingga lima sentimeter, meskipun dalam kasus tertentu bisa mencapai ukuran hingga 15 sentimeter.
Ukuran FAM juga dapat membesar saat wanita sedang hamil atau menyusui karena perubahan hormonal yang terjadi selama masa tersebut.