Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan OKU Selatan, dr. Merry Astuti, menjelaskan bahwa RSUD Muaradua memang mengalami kekurangan tenaga medis, terutama dokter. "Kami selalu membuka formasi P3K untuk tenaga dokter, namun yang melamar masih sedikit," ujarnya. Meski jumlah perawat mencukupi, kebutuhan akan dokter masih mendesak.
Ke depan, dr. Merry menambahkan bahwa pihaknya akan lebih intens melakukan edukasi kepada tenaga medis di RSUD agar kejadian serupa tidak terulang. "Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk meningkatkan pelayanan," katanya.
Pengunduran Diri Direktur RSUD Muaradua
Sebagai dampak dari insiden ini, dr. Erick Destiano, yang menjabat sebagai Direktur RSUD Muaradua sejak 2018, telah mengundurkan diri. "dr. Erick menyerahkan surat pengunduran diri kepada Pemkab OKU Selatan, kemungkinan besar terkait dengan kejadian viral tersebut," ungkap Rahmattullah.
Sebagai langkah selanjutnya, Pemkab OKU Selatan menunjuk dr. Agus Arief Wijaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Muaradua per 1 Oktober 2024. "dr. Agus selain menjabat sebagai Dokter Ahli Madya di RSUD Muaradua, kini juga bertanggung jawab sebagai Plt Direktur untuk memastikan pelayanan rumah sakit kembali berjalan dengan baik," tambahnya.
Dengan penunjukan direktur baru, Pemkab OKU Selatan berharap perbaikan signifikan pada pelayanan di RSUD Muaradua, agar insiden serupa tidak terulang dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat ditingkatkan. (dst)