Penambahan elemen palsu, seperti keranjang belanja dan data penjualan fiktif.
Tautan eksternal berisiko tinggi yang berpotensi mengarahkan pengguna ke situs berbahaya.
Server masih aktif tanpa error 404, menandakan sistem belum mati, tapi telah dimanipulasi di sisi tampilan (front-end).
Serangan semacam ini sebelumnya juga pernah menimpa situs lembaga negara dan universitas di Indonesia. Situs-situs tersebut digunakan hacker sebagai sarana promosi iklan judi online dan phishing.
BACA JUGA:Kasus Ijazah Palsu, Kades di OKI Dihukum 10 Bulan dengan Masa Percobaan 1 Tahun
BACA JUGA:Warga Antusias Sampaikan Usulan, DPRD Sumsel Dapil V Janji Perjuangkan Aspirasi
Belum Ada Respons Resmi dari PWI
Salah satu anggota PWI, Tri, mengaku kaget saat mencoba mengakses situs untuk mencari data organisasi.
“Mau buka data informasi keanggotaan, tapi kok gak bisa, tampilannya malah situs judi. Kayaknya kena hack,” ujarnya kepada Disway.id.
Hingga berita ini diturunkan, pengurus pusat PWI belum memberikan klarifikasi resmi terkait insiden ini.
Ketua Umum PWI Achmad Munir saat dihubungi melalui pesan WhatsApp belum merespons konfirmasi yang diajukan awak media.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan rendahnya keamanan siber di sejumlah situs lembaga publik dan organisasi profesi di Indonesia. Jika tidak segera ditangani, serangan semacam ini berpotensi disalahgunakan untuk penipuan digital atau penyebaran malware kepada pengunjung situs.