MUARADUA - Maraknya kasus kebakaran di Kabupaten OKU Selatan yang diduga disebabkan oleh korsleting listrik membuat warga meminta PLN melakukan pengecekan instalasi listrik secara langsung ke rumah-rumah.
Langkah ini dinilai penting untuk mencegah potensi kebakaran akibat masalah kelistrikan.
BACA JUGA:Cegah Longsor, Atlas OKU Selatan Gencarkan Penghijauan
BACA JUGA:OKU Selatan Fokus Tingkatkan PAD, Retribusi Kebersihan Jadi Andalan
Korsleting Jadi Pemicu Kebakaran
Salah satu warga Bumi Agung Jaya, Kecamatan Buay Rawan, SKI, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 sudah beberapa kali terjadi kebakaran hebat di wilayah OKU Selatan. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian material sangat besar.
Menurutnya, kabel yang terpasang tidak sempurna bisa memicu percikan api, meningkatkan suhu kabel, dan membakar lapisan isolasi sehingga menimbulkan korsleting. Ia berharap PLN segera turun tangan memeriksa instalasi listrik warga.
BACA JUGA:Ethereum Sentuh US$4.300, Solana Dibidik Melonjak hingga US$1.315
BACA JUGA:Harga Bitcoin Bentuk Pola Bull Flag, Analis Prediksi Tembus US$148.000
Komponen Listrik Tidak Standar Perlu Diwaspadai
Warga juga menyoroti penggunaan stop kontak dan komponen listrik yang terpasang tidak kokoh.
Kondisi ini bisa menyebabkan panas berlebih, merusak komponen, dan menghubungkan kabel bertegangan ke ground atau netral.
Selain itu, komponen yang tidak memenuhi standar SNI berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan dan korsleting.
Kabel yang digunakan melebihi Kemampuan Hantar Arus (KHA) juga dapat memanas dan meleleh.
BACA JUGA:Rumor: Qualcomm Siapkan Snapdragon 8 Gen 5, Performa Tinggi dengan Harga Lebih Terjangkau
BACA JUGA:Microsoft Ungkap Visi Windows Masa Depan yang Digerakkan AI
Harapan Warga: Pemeriksaan dan Pemeliharaan Rutin
SKI menegaskan, pihak PLN bersama instansi terkait perlu melakukan pemeriksaan serta pemeliharaan jaringan listrik secara berkala. Langkah ini akan meminimalkan potensi korsleting yang berujung pada kebakaran, sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga.