MUARADUA, HARIAN OKUSELATAN - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, petani lada di berbagai kecamatan wilayah Kabupaten OKU Selatan berharap terjadi kenaikan harga jual komoditas mereka.
Pasalnya, pada musim paceklik ini, petani lada melihat adanya peluang untuk kenaikan harga karena hasil tani mereka dianggap sangat dibutuhkan untuk keperluan masak.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ikrom, seorang petani lada dari Dusun 2 Desa Pendagan, Kecamatan Muaradua, OKU Selatan, saat diwawancarai pada Minggu, 17 Maret 2024.
"Anehnya, mengapa harga lada belakangan ini sangat merosot, padahal belanja untuk Hari Raya ini sangat bergantung pada hasil lada kami, namun harganya tidak sesuai," ujarnya.
BACA JUGA:Zona Blank Spot OKU Selatan Berkurang
Ikrom menyatakan bahwa dengan harga yang sangat murah, mereka merasa kebingungan dalam membagi pengeluaran terutama dalam menjalani bulan puasa ini.
"Kami hanya mengandalkan hasil lada ini untuk belanja, membeli camilan untuk anak-anak, atau bahkan membeli perlengkapan masak lainnya. Namun, kami bingung karena hasilnya tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus kami keluarkan," keluhnya.
Zainudin, seorang warga Dusun IV Desa Pendagan, menambahkan bahwa ia juga merasa heran mengapa harga jual lada semakin merosot tahun ini.
"Kami bingung, sepanjang tahun ini harga lada sangat rendah, hanya sekitar Rp. 30.000-35.000 per kilogramnya sehingga tidak sesuai dengan pengeluaran kami, baik itu untuk kebutuhan perawatan maupun kebutuhan pokok rumah tangga," ungkapnya.
BACA JUGA:Kekurangan SDM, Sekolah di OKU Selatan Banyak Dipimpin Plt
Meskipun demikian, mereka hanya bisa mengelus dada lantaran harga jual hasil taninya sangat murah, sehingga tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan tanaman.
"Ya, harga yang seperti ini membuat kami hanya bisa pasrah, karena pendapatan kami tidak sebanding dengan pengeluaran yang kami keluarkan. Mengurusnya sangat ribet, namun hasilnya tidak seberapa," pungkasnya. (Dal)