Harian OKU Selatan -- Teh merupakan salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia yang tidak lekang ditelan jaman. Bagi sebagian masyarakat, makan apapun kalau tidak dilengkapi minum teh rasanya kurang afdol.
Bahkan kalangan bangsawan Jawa tempo dulu, minum teh juga digunakan sebagai sarana untuk menjamu tamu-tamu istimewa. Seperti yang terjadi di Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat.
Beberapa perangkat peralatan minum teh dari keramik-keramik pilihan bahkan masih terpajang rapi di salah satu ruangan Keraton Yogjakarta. Sekaligus juga menjadi sarana wisata yang dipamerkan bagi para pengunjung yang datang. Dilengkapi dengan story telling tentang sejarah masuknya teh di Indonesia.
Disebutkan tahun 1684 budi daya teh di Indonesia dikenalkan oleh Andreas Cleyer, Bottanis VOC yang menanam biji teh camellia var.sinesis sebagai tanaman hias. Kemudian teh mulai ditanam di Kebun Raya Bogor oleh VOC pada 1826 dan dikenalkan oleh Belanda sebagai munuman yang dapat dikonsumsi sehari-hari.
membudidayakan teh di Jawa Barat, daerah Wanayasa dan Gunung Raung. Hal ini merupakan dampak dari komoditi teh yang popular di dunia.
Tak lama kemudian 1830 tradisi minum teh pagi di Indonesia muncul sebagai kebiasaan dengan bahan baku teh kelas dunia. Sementara teh kelas satu dengan kualitas premium dieksport ke Eropa.
Tahun 1835 produk teh yang dieksport dari Hindia - Belanda tercatat memasuki pasar Amsterdam. Hal ini berpengaruh pada pengelolaan teh di Indonesia diserahkan kepada pihak swasta.
Perkembangan selanjutnya 1940 -1980 muncul berbagai perusahaan teh di Indonesia. Tercatat setidaknya 324 perusahaan yang bergerak pada produksi teh, dan sebagian besar berada di Jawa.