Analis: Apa yang Harus Terjadi untuk Bitcoin Kembali ke ATH?

Analis: Apa yang Harus Terjadi untuk Bitcoin Kembali ke ATH?.-Foto ;ist-
HARIANOKUSELATAN.ID - Bitcoin (BTC) sempat mengalami tekanan sepanjang pekan lalu, terutama akibat kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, serta ketidakpastian pasar global. Namun, memasuki pertengahan April, pasar mata uang kripto mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan dominasi zona hijau.
Dalam episode terbaru podcast Empire, host Jason Yanowitz dan Santiago Santos mengundang dua analis makroekonomi, Thompson dan Jauvin, untuk membahas kondisi ekonomi global serta dampaknya terhadap pasar kripto.
BACA JUGA:Harga Bitcoin Bangkit ke Atas $85.000, Apakah Tren Positif Akan Berlanjut?
BACA JUGA:Penyebab Air Radiator Cepat Habis Meskipun Tidak Bocor
Pandangan Thompson: Menarik, Tapi Belum Saatnya
Mengutip laporan dari Blockworks.co, Thompson menyampaikan pandangannya secara hati-hati. Menurutnya, harga kripto saat ini mulai terlihat menarik, namun belum cukup kuat untuk menjadi sinyal masuk bagi investor jangka panjang.
“Untuk sekarang memang menarik harganya, tapi belum waktunya untuk ‘lempar panah ke papan’ karena kondisi pasar yang belum pasti,” ujar Thompson.
Jauvin: Butuh Guncangan Ekonomi Besar
Berbeda dari Thompson, Jauvin memberikan pandangan yang lebih optimis. Ia yakin bahwa Bitcoin dan aset kripto lain akan mengalami pemulihan jika dilihat dari pola jangka panjang atau mean reversion. Namun, untuk bisa kembali ke harga tertinggi sepanjang masa (All-Time High/ATH), diperlukan peristiwa besar yang mengguncang perekonomian global.
“Kalau kita ingin Bitcoin naik jauh melampaui rekor sebelumnya, kita harus bertaruh melawan arah kebijakan ekonomi yang diyakini Trump,” jelas Jauvin.
Menurutnya, kondisi seperti melemahnya dolar AS, gejolak pasar obligasi, dan tekanan terhadap kebijakan moneter The Fed bisa menjadi pemicu kuat bagi reli harga Bitcoin. Dalam situasi seperti ini, investor cenderung mencari aset lindung nilai yang dianggap lebih aman dan tahan terhadap inflasi.
BACA JUGA:Yamaha Luncurkan Penantang Honda Vario 125, Mesinnya Irit BBM
BACA JUGA:Asus Gaming K16: Spesifikasi dan Harga di Indonesia
“Ini semua adalah situasi yang membuat alasan Bitcoin diciptakan sejak awal,” tambahnya.