Baru Tiga Bulan Buka, Dealer Mobil Listrik Neta di Singapura Tutup!

Baru Tiga Bulan Buka, Dealer Mobil Listrik Neta di Singapura Tutup!.-Foto ;ist-
HARINOKUSELATAN.ID – Dealer pertama sekaligus satu-satunya milik Neta, produsen mobil listrik asal Tiongkok, resmi tutup di Singapura, hanya tiga bulan setelah dibuka. Padahal, dealer tersebut baru diresmikan pada Januari 2025.
Menurut laporan The Business Times, showroom yang semula digunakan untuk memajang mobil-mobil listrik Neta itu kini kosong, tanpa karyawan maupun unit kendaraan yang dipamerkan. Distributor lokal Evology Automobile, yang bekerja sama langsung dengan Neta, juga belum memberikan pernyataan resmi soal penutupan ini.
BACA JUGA:Honda Dunk Terbaru Resmi Meluncur, Irit BBM Sampai 75 Km per Liter!
BACA JUGA:Kawasaki Ninja ZX-4RR Dipasang Turbo, Tembus Hampir 300 Km/Jam!
Penjualan Lesu dan Hanya Empat Mobil Terdaftar
Meski sempat diumumkan bahwa model Neta X dan Neta Aya (V-II) akan dipasarkan, hingga kini data dari Otoritas Transportasi Darat Singapura hanya mencatat empat unit kendaraan Neta yang terdaftar, termasuk dua unit yang bahkan sudah masuk sebelum dealer resmi dibuka.
Padahal saat peluncuran awal, Neta sempat mengklaim telah menerima 52 pesanan kendaraan listrik dari konsumen di Singapura.
Isu Internal dan Krisis Keuangan
Penutupan dealer ini menambah panjang daftar masalah yang tengah dihadapi Neta. Perusahaan sempat diterpa rumor pembubaran tim R&D (Research and Development) dan krisis internal menyusul penurunan drastis penjualan.
Laporan media Tiongkok menyebutkan bahwa penjualan mobil Neta anjlok hingga 98% pada Januari 2025 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, pada Februari 2025, total penjualan mereka tidak mencapai 400 unit secara global.
BACA JUGA:Poco M7 Pro 5G Resmi Rilis di Indonesia: Spesifikasi Gahar, Harga Ramah Kantong
BACA JUGA:WhatsApp Hadirkan 12 Fitur Baru: Dari Zoom Video Call hingga Scan Dokumen
Selain itu, lebih dari 200 karyawan Neta dikabarkan mengundurkan diri, dengan sebagian hanya menerima gaji minimum Shanghai, dan beberapa mantan pegawai belum mendapat kompensasi hingga kini.
Neta Membantah Isu Pembubaran R&D