Rewang, Tradisi Gotongroyong Yang Tak Lekang Ditelan Jaman

--

Harian OKU Selatan. Id --Salah satu gotong-royong yang tetap eksis dan melekat dikalangan masyarakat Oku selatan saat ini adalah tradisi rewang ketika ada warga atau tetangga sedang menggelar hajatan, baik berupa hajatan besar pernikahan atau sunatan. 

 

Di Desa tekana Kecamatan Buana pemaca contohnya hingga kiini masih melestarikan tradisi rewangan.

 

”Rewang itu tradisi masyarakat sebagai salah satu cara membantu keluarga atau tetangga yang sedang mengadakan, pesta pernikahan, sunatan maupan perhelatan pesta adat lain dan harus membutuhkan bantuan tenaga untuk mengurus segala macam keperluan acara, terutama konsumsi dan juga jalannya acara,”ungkap Ari 

 

Meski terbilang sudah kuno ditengah perkembangan mudahnya mencari jasa katering dan juga wedding organization kegiatan rewang ini sebuah bentuk atau cerminan tradisi gotong-royong dan saling merasa memiliki, satu orang menggelar hajatan diibaratkan satu desa yang merasakan . Tradisi ini  merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dari nenek moyang, setiap ada warga yang hajatan atau punya gawe, rewang  pasti ada.

 

Beberapa hal menarik dari rewang ini berupa adanya panitia dengan tugas masing-masing. Ada yang menjadi pemimpin dapur yang bisa dibilang sebagai tangan kanan tuan rumah dan bertanggung jawab terhadap kesuksesan jamuan makan selama pesta berlangsung. Sekitar dua pekan sebelum acara dimulai pemilik hajatan sudah mulai menghubungi tetangga yang bisa dipercaya dan berpengalaman mengelola perjamuan pesta.

 

Kemudian pemimpin dapur memiliki anggota yang mempunyai tanggung jawab berbeda beda. Sebagai contoh untuk urusan menyediakan semua bahan makanan, memasak nasi, mencuci piring serta perabotan, meracik bumbu, memasak, belanja ke pasar dan menggarap jajanan dan kue-kue untuk suguhan para tamu dikerjakan oleh ibu-ibu. Sedangkan bapak-bapak menyiapkan perabotan(bolopecah,tenda,kursi,tuwuhan ) , air untuk minuman yang biasa disebut jayengan  dan kayu bakar. 

 

Untuk kue-kue dan jajanan itu ada kekhususan sendiri pelaksananya, terutama untuk yang mengurusi pembuatan jenang (dodol), wajik (dodol dengan ketan), dan jadah (tetelan) dan juga lemper yang menjadi hidangan wajib saat pesta pernikahan adat Jawa.

 

Tag
Share