DPR Kritisi Rencana Pemerintah Impor Beras hingga Mencapai 1 Juta Ton

Ilustrasi beras premium. -Foto: Freepik.com.-

JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID - Pemerintah berencana mengimpor beras sebesar 1 juta ton di tengah capaian impor beras tahun 2024 yang telah mencapai 3,5 juta ton. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghimbau agar rencana tersebut dilaksanakan dengan cermat, mengingat pentingnya menjaga stabilitas produksi dalam negeri.

 

Anggota Komisi IV DPR FPKS, Riyono, menyampaikan bahwa opsi impor ini sebaiknya dijalankan hanya jika produksi dalam negeri dan penyerapan gabah petani sudah optimal. "Boleh saja memprediksi soal produksi beras nasional, tapi maksimalkan dulu produksi dalam negeri," ujar Riyono pada Kamis, 31 Oktober 2024. Ia menambahkan bahwa menurunnya produksi gabah masih dalam batas toleransi untuk kebutuhan domestik, namun perlu penyerapan maksimal oleh Bulog sebelum mempertimbangkan impor.

 BACA JUGA:Kartu Parkir Tak Menjamin Keamanan, Mahasiswi Kehilangan Motor di Perpusda

BACA JUGA:Dugaan Suap di Kemenhub: KPK Telusuri Pengaturan Lelang oleh PT KA Properti

Sementara itu, Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mendukung opsi impor untuk menambah stok pangan, mengingat luas lahan panen pada tahun 2024 yang diprediksi menurun menjadi 10,05 juta hektare dari 10,21 juta hektare di tahun 2023. Arief menyebutkan bahwa penambahan 1 juta ton ini akan memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) guna menjaga stabilitas harga melalui operasi pasar dan bantuan pangan, khususnya dalam menghadapi potensi bencana dan situasi darurat.

 

Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan bahwa impor ini merupakan langkah antisipasi ketahanan pangan untuk tahun 2025.

BACA JUGA:Polri Tangkap Pegawai Kementerian Komdigi dalam Kasus Judi Online

BACA JUGA:Ayah di Rejang Lebong Ditangkap karena Dugaan Pemerkosaan Anak Kandung

Zulhas menegaskan bahwa rencana ini masih dapat berubah, tergantung hasil evaluasi produksi akhir tahun dan izin impor yang terkait pembatasan kuota dari India, yang membutuhkan proses “business to business” atau persetujuan dari parlemen India.

 

Hingga saat ini, dari total kuota impor beras 3,6 juta ton pada 2024, realisasi impor telah mencapai 2,4 juta ton, dengan sisa 1,2 juta ton yang direncanakan terealisasi hingga akhir tahun. Arief menekankan bahwa prioritas utama tetap pada produksi dalam negeri sesuai semangat swasembada pangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan