Koreksi Brutal Bitcoin di Depan Mata? Sinyal Teknis dan Fundamental Mulai Menguat

Koreksi Brutal Bitcoin di Depan Mata?.-foto;ist-

IKLAN UMROH

HARIANOKUSELATAN.ID – Bitcoin (BTC) disebut-sebut tengah menuju lonjakan harga terakhir sebelum mengalami potensi koreksi besar yang bisa mengguncang pasar kripto secara luas. Analisis teknikal terbaru menunjukkan bahwa fase akhir dari siklus kenaikan mungkin segera berakhir.

Struktur Gelombang Menuju Puncak?

Menurut kanal analisis Trading Heights, saat ini pergerakan harga Bitcoin berada dalam tahap akhir dari struktur wave-c:5, yang disebut tengah membentuk pola terminal (terminal pattern). Pola ini umumnya menjadi sinyal peringatan bahwa tren naik akan segera diakhiri dengan penurunan tajam.

BACA JUGA:Pasang Dashcam di Mobil Listrik, Aman untuk Kelistrikan?

BACA JUGA:Pentingnya Cairan Rem: Diabaikan Bisa Sebabkan Rem Blong

“Jika pola ini valid, Bitcoin berisiko mengalami koreksi besar setelah mencapai puncaknya,” jelas tim analis dari Trading Heights.

Mereka menambahkan bahwa struktur gelombang saat ini terlihat impulsif, tetapi menunjukkan pola internal yang korektif—karakteristik khas formasi terminal. Berdasarkan proyeksi gelombang, Bitcoin kini berada di fase wave-4:3, yang bisa berlangsung selama beberapa pekan, sebelum masuk ke wave-5:3, yaitu fase lonjakan terakhir.

Namun, setelah fase ini, potensi koreksi bisa sangat dalam, dengan prediksi penurunan hingga 50% dari level tertinggi sepanjang masa (ATH), bahkan bisa mencapai 75% dalam skenario ekstrem.

Faktor Eksternal: ETF dan Penambang Menambah Tekanan

Selain sinyal teknikal, tekanan juga datang dari faktor fundamental, seperti dana ETF dan aktivitas penambangan.

Menurut data Coinmarketcap, total aset ETF Bitcoin di Amerika Serikat telah melebihi US$150 miliar, dengan IBIT milik BlackRock mengelola lebih dari 700.000 BTC.

Namun, awal Agustus menunjukkan gejala pelemahan. Setelah mencatat arus masuk bersih sebesar US$6 miliar pada Juli, awal bulan ini justru dibuka dengan arus keluar senilai US$812 juta, yang langsung memicu penurunan harga sekitar 5%.

Arus dana besar ini menciptakan dinamika volatilitas tinggi. Ketika dana masuk deras, pasar dapat menyerap tekanan pasokan. Namun, penarikan dana mendadak—misalnya pasca transfer 114.000 BTC dari dompet lama—dapat menciptakan gejolak tambahan.

BACA JUGA:Google Sindir Apple Lewat Iklan Pixel 10, Soroti Janji AI yang Tak Kunjung Terealisasi

BACA JUGA:DJI Osmo 360 Resmi Hadir di Indonesia, Tawarkan Kamera 8K dan Fitur Canggih

Penambang Tertekan, Sinyal Jual Menguat

Di sisi lain, kesulitan penambangan Bitcoin juga mencapai rekor tertinggi pada Agustus 2025 sebesar 127,62 triliun, menandakan meningkatnya persaingan di antara para penambang pasca halving.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan