Ganti Oli Mesin Mobil: Berdasarkan Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?
HARIANOKUSELATAN.ID — Oli mesin merupakan komponen penting yang berfungsi melumasi, mendinginkan, dan melindungi bagian-bagian mesin dari keausan. Namun, kapan waktu ideal mengganti oli mesin? Apakah berdasarkan jarak tempuh atau durasi pemakaian?
Pabrikan umumnya menyarankan penggantian oli setiap 10.000 km atau setiap 6 bulan, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu. Meski begitu, masih banyak pemilik mobil yang bingung menentukan patokan utama.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Ngecas HP di Mobil Listrik Bikin Baterai Boros?
BACA JUGA:Masih Perlukah Memanaskan Mesin Motor Injeksi? Ini Penjelasannya
Kenapa Oli Mesin Harus Diganti Secara Rutin?
Seiring penggunaan, senyawa kimia pada oli akan berubah karena proses oksidasi atau kontaminasi akibat pembakaran. Hal ini menyebabkan penurunan kemampuan pelumas dalam meredam panas, melumasi, dan membersihkan mesin.
Jika oli tidak diganti tepat waktu, residu akan menumpuk, menyumbat saluran oli, bahkan merusak pompa dan filter oli. Selain itu, kerja mesin menjadi lebih berat, suhu meningkat, dan konsumsi bahan bakar meningkat.
BACA JUGA:Yangon Galacticos Juara PUBG Mobile World Cup (PMWC) 2025, Alter Ego Ares di Posisi Kedelapan
BACA JUGA:Detective Conan Resmi Kolaborasi dengan Honor of Kings Hingga 31 Agustus 2025
Mobil yang jarang digunakan pun tetap harus diganti olinya. Meski tidak beroperasi, oksidasi tetap terjadi, dan bisa menimbulkan karat serta penurunan kualitas oli.
Patokan Penggantian Oli: Kilometer atau Waktu?
Pihak Auto2000 menjelaskan bahwa kedua patokan tersebut sah digunakan. Pilih yang lebih dahulu tercapai. Berikut perbandingannya:
Jarak Tempuh 10.000 km
Cocok untuk mobil yang sering digunakan, seperti armada taksi online atau mobil dinas. Jika angka ini sudah tercapai sebelum 6 bulan, maka oli wajib diganti meskipun waktu belum habis.
Durasi Pemakaian 6 Bulan
Relevan untuk mobil yang jarang dipakai atau hanya digunakan dalam kota. Meski belum mencapai 10.000 km, kondisi lalu lintas padat dan sering berhenti (stop and go) justru membuat mesin bekerja lebih berat.