Dianggap Main Dua Kaki, Trump Kenakan Tarif 25% ke India
WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menarik perhatian dengan kebijakan proteksionisme dagang terbarunya. Dalam pernyataan di media sosial Truth Social pada Rabu (30 Juli 2024), Trump mengumumkan tarif impor sebesar 25 persen terhadap produk asal India, lebih tinggi dibandingkan tarif untuk negara berkembang lainnya seperti Indonesia dan Filipina.
Kebijakan ini disebut sebagai respons atas sikap India yang dianggap “main dua kaki” oleh Trump—di satu sisi menikmati surplus dagang besar dari Amerika Serikat, namun di sisi lain tetap menjalin hubungan erat dengan Rusia dan China, dua negara yang kerap bertentangan dengan kebijakan luar negeri Washington.
“India ingin berdagang bebas dengan AS, tapi mereka juga membeli minyak murah dari Rusia dan memperkuat kerja sama militer dengan musuh kita,” tulis Trump.
Trump menyoroti bahwa India merupakan importir energi terbesar Rusia, serta terus membeli peralatan militer dari Moskow. Ia juga menyinggung posisi India yang enggan mengutuk agresi Rusia terhadap Ukraina secara terbuka, meskipun merupakan anggota Quad, aliansi strategis Indo-Pasifik yang dipimpin oleh AS.
BACA JUGA:Jakarta U-12 Juara Dunia di Dana Cup Denmark, Cetak 55 Gol Tanpa Kebobolan
BACA JUGA:Aldi Satya Mahendra Targetkan Masuk 10 Besar Klasemen World Supersport
Tarif Tambahan dan Denda Mulai 1 Agustus
Mulai 1 Agustus 2024, produk asal India akan dikenai tarif sebesar 25 persen. Selain itu, India juga dijatuhi denda tambahan atas keterlibatannya dalam transaksi energi dan militer dengan Rusia dan Iran.
Trump menyebut langkah ini sebagai "keadilan perdagangan", yang menurutnya penting untuk melindungi pasar domestik AS dari negara-negara yang mengambil keuntungan ekonomi tanpa memberikan dukungan politik strategis.
“India akan membayar tarif 25 persen, ditambah denda. Ini akan dimulai pada 1 Agustus,” tegas Trump.
Dampak Langsung terhadap Ekspor India
India merupakan salah satu mitra dagang utama AS di Asia Selatan, dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari US$120 miliar pada 2024. Kebijakan tarif baru ini diperkirakan akan berdampak pada berbagai komoditas unggulan India, seperti:
Produk tekstil dan garmen
Obat generik dan bahan farmasi
Produk baja dan logam
Komponen elektronik