Konflik dengan Kamboja, 751 Sekolah di Thailand Ditutup
Bangkok: Kantor Komisi Pendidikan Dasar (Obec) memerintahkan penutupan sementara terhadap 751 sekolah di wilayah berisiko tinggi sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja. Langkah ini diambil menyusul meningkatnya ketegangan dan kekerasan di kawasan tersebut, dilansir dari Bangkok Post.
Sekretaris Jenderal Obec, Thanu Wongjinda, mengatakan pada Jumat (25/7/2025) bahwa keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas bentrokan terbaru. Keputusan ini diambil setelah terjadi bentrokan terbaru di dekat perbatasan.
Sekolah-sekolah yang berada dekat dengan zona konflik segera diperintahkan untuk mengevakuasi para siswa dan menghentikan kegiatan belajar mengajar. Obec juga menginstruksikan semua sekolah untuk secara ketat mengikuti protokol tanggap darurat dan memastikan keselamatan seluruh siswa.
Menteri Pendidikan Narumon Pinyosinwat memerintahkan pemberian bantuan psikologis dan kesejahteraan segera bagi siswa dan keluarga mereka yang terdampak. Pemerintah menetapkan rencana pemulihan jangka pendek (7–30 hari) dan jangka panjang (3–12 bulan) untuk menjamin kelangsungan pendidikan siswa.
Rencana ini juga mencakup dukungan kesehatan mental selama masa pengungsian serta pemulihan akses pendidikan di komunitas perbatasan. Obec juga akan memberikan bantuan langsung kepada keluarga siswa yang terkena dampak kekerasan.
Hingga pukul 18.00 pada hari Kamis (24/7/2025), total 751 sekolah telah ditutup. Obec bersama pejabat pendidikan lokal akan segera melakukan penilaian lapangan.
Mereka juga akan mengadakan pertemuan darurat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam menjaga keberlangsungan pendidikan. Orang tua akan diberi informasi mengenai perkembangan terbaru dan rencana kontinjensi.
Beberapa fasilitas sekolah yang dinilai aman akan difungsikan sebagai tempat penampungan sementara. Selain itu, fasilitas tersebut juga akan digunakan sebagai pusat bantuan bagi warga terdampak di komunitas masing-masing.