Dinas Peternakan OKU Selatan Larang Tangkap Ikan dengan Merusak Ekosistem Air

Dinas Peternakan dan Perikanan OKU Selatan menghimbau warga untuk menangkap ikan dengan cara yang tidak merusak ekosistem air. -Foto: Hamdal Hadi/Harian OKU Selatan.-

IKLAN UMROH

MUARADUA, HARIAN OKU SELATAN - Dinas Peternakan dan Perikanan OKU Selatan menghimbau warga untuk menangkap ikan dengan cara yang tidak merusak ekosistem air.

Kegiatan penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengurangi populasi ikan.

"Cara penangkapan ikan yang bertanggung jawab, menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, seperti jaringan, pencinta, kaca menyelama dan lainnya," ucap Parida Ariani, SP., MM. Senin, 21 Juli 2025.

BACA JUGA:Ratusan Orang Desak Parlemen Jerman Kibarkan Bendera Pelangi Jelang Perayaan Pride

BACA JUGA:Puskesmas Buay Pemaca Berikan Obat Cacing ke Siswa TK

Maka, yang perlu dihindari menggunakan alat tangkap yang dapat merusak habitat ikan, seperti bom ikan atau pukat harimau.

"Menangkap ikan dengan ukuran yang tepat, jangan menangkap ikan yang masih kecil atau belum mencapai ukuran matang untuk memastikan populasi ikan tetap terjaga," imbuhnya.

BACA JUGA:Kericuhan Warnai Aksi Protes Ketiga di Depan Hotel Penampungan Pencari Suaka di Essex

BACA JUGA:Bupati OKU Selatan Dukung Peluncuran 80.000 Koperasi Merah Putih oleh Presiden Prabowo

Tujuannya, hindari penangkapan ikan saat musim bertelur, untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ikan," jelasnya.

Himbauan ini perlu disampaikan untuk melestarikan Ekosistem Air, maka penangkapan ikan yang bertanggung jawab dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem air dan melestarikan biodiversitas.

BACA JUGA:Myanmar Berikan Amnesti WNI yang Bertemu Kelompok Bersenjata

BACA JUGA:Kapal Wisata Vietnam Terbalik, 35 orang Tewas

Sehingga, kedepan dapat meningkatkan kualitas hidup nelayan diwilayah OKU Selatan. Dengan menjaga kelestarian sumber daya ikan, nelayan dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup mereka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan