BPOM Ingatkan Risiko Heat Stroke di Tengah Suhu Ekstrem Haji 2025

--
Jeddah, HARIANOKUSELATAN – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Prof. Dr. Taruna Ikrar, mengingatkan seluruh jemaah haji untuk mewaspadai heat stroke akibat suhu ekstrem yang diperkirakan mencapai 50 °C di Arab Saudi. Pernyataan ini disampaikan usai rapat perdana Amirul Hajj dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Jeddah.
Prof. Taruna Ikrar menegaskan bahwa tubuh manusia hanya mampu mentoleransi suhu hingga 40 °C. “Kelebihan 10 °C sudah masuk kategori ekstrem dan berpotensi menimbulkan heat stroke,” ujarnya. Menurutnya, paparan panas ekstrem menyebabkan pelebaran pembuluh darah mendadak sehingga tekanan darah turun drastis. “Apabila tekanan darah drop, jemaah bisa pingsan. Bagi yang punya penyakit jantung, diabetes, atau hipertensi, situasi ini bisa berujung fatal,” tambahnya.
Tiga Langkah Efektif Pencegahan Heat Stroke
-
Perbanyak Minum Air
“Minumlah air putih, air mineral, atau air zamzam secara berkala. Cairan ini menjaga volume darah dan mencegah pelebaran pembuluh darah berlebihan,” imbau Taruna Ikrar. -
Istirahat di Tempat Teduh
“Jika merasa pusing, lelah, atau muncul gejala kurang enak badan, segera istirahat di bawah pohon atau dekat bangunan. Jangan paksakan diri,” pesannya. -
Aktivitas pada Malam Hari
“Bagi jemaah dengan riwayat gangguan panas, lebih baik melakukan umrah atau ritual lain saat suhu malam hari lebih bersahabat,” jelasnya.
Pertolongan Pertama saat Gejala Muncul
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Taruna Ikrar memaparkan langkah pertolongan pertama jika ditemukan jemaah dengan gejala heat stroke:
-
Baringkan di Tempat Teduh dan Sejuk
-
Sediakan Udara Segar dengan kipas manual atau kipas angin.
-
Beri Cairan Segera jika jemaah masih sadar, dengan meneguk air putih sebanyak mungkin.
-
Pijat Ringan pada punggung atau kaki untuk merangsang sirkulasi darah.
-
Kompres Dingin di dahi, leher, atau ketiak untuk menurunkan suhu tubuh dengan cepat.
Peran Petugas dan Kesadaran Jemaah
Prof. Taruna Ikrar menekankan bahwa pencegahan dan kesiapsiagaan petugas haji menjadi faktor kunci dalam menghadapi cuaca yang tidak biasa bagi mayoritas jemaah haji Indonesia. “Kita tidak bisa main-main dengan suhu ekstrem. Edukasi harus terus berlanjut karena kesehatan jemaah mutlak diperlukan agar ibadah berjalan lancar,” ujarnya.
Ia juga mengimbau agar jemaah tidak segan melapor jika merasa tidak nyaman secara fisik. “Disiplin menjaga kondisi tubuh di tengah cuaca ekstrem adalah bentuk ibadah dan tanggung jawab bersama,” tutupnya.
Turut hadir dalam rapat: Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama sekaligus Naib Amirul Hajj Romo Syafii, Dubes RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, serta Sestama Badan Penyelenggara Haji Teguh Dwi Nugroho. (dst)