Baca Koran harianokuselatan Online - Harian Oku Selatan

Menteri ESDM: BBM B50 Jadi Langkah Nyata Kurangi Impor Solar

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah bakal melakukan uji tes bahan bakar solar dicampur minyak sawit 50 persen atau Biodiesel 50 persen (B50). -Foto: Anisha Aprilia.-

LOMBA MEWARNAI

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong pengembangan energi terbarukan melalui penerapan bahan bakar campuran minyak sawit 50 persen atau Biodiesel 50 (B50). 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak, khususnya jenis solar.

BACA JUGA:Kartu Merah dan Drama VAR Warnai Kekalahan Perdana Sumsel United di Kandang

BACA JUGA:Erick Thohir Tegaskan PSSI Tak Mau Tergesa Pilih Pelatih Timnas Indonesia

Uji Coba B50 Segera Diterapkan

Bahlil menjelaskan, pemerintah saat ini sedang melakukan uji coba B50 sebagai kelanjutan dari program B40 yang sebelumnya telah berjalan. Hasil uji coba ini akan menjadi dasar penerapan secara nasional.

“Ke depan, atas hasil keputusan rapat terbatas dan arahan Bapak Presiden, kita akan dorong dari B40 menuju B50. Sekarang B50 ini sedang diuji cobakan, insyaallah pada semester kedua tahun ini akan kita implementasikan,” ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (24/10/2025).

Ia menegaskan, penerapan B50 diharapkan mampu menekan kebutuhan impor solar yang selama ini masih cukup tinggi. 

“Kalau ini sudah berjalan, maka impor BBM khususnya solar tidak lagi kita lakukan, karena kebutuhan dalam negeri bisa dicukupi dari produksi sendiri yang dicampur dengan biotanol,” jelasnya.

BACA JUGA:Undercover Buy, Polisi Tangkap Pasutri Pengedar Ekstasi di Banyuasin

BACA JUGA:Keluarga Korban Penembakan Sopir Angdes Lintas Palembang-Betung Minta Pelaku Dihukum Mati

Kurangi Ketergantungan Impor Energi

Menurut Bahlil, penggunaan B50 merupakan bagian dari strategi kedaulatan energi nasional, di mana Indonesia berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya, terutama minyak sawit, untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

“Mandatori biodiesel 50 persen adalah bentuk nyata pemerintah dalam menciptakan sumber energi nabati yang berkelanjutan. Saat ini impor bahan bakar masih cukup besar, dan B50 akan jadi solusi mengurangi ketergantungan tersebut,” ucapnya.

Selain itu, ia menyampaikan apresiasi terhadap Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang telah berperan aktif dalam mengawal transisi energi di Indonesia.

“Saya berterima kasih kepada jajaran EBTKE yang sudah bekerja keras memastikan transformasi energi berjalan sesuai rencana,” katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan